Rabu 19 Jul 2023 15:33 WIB

60 Lembaga HAM Desak AS Selidiki Pembunuhan Jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh

Abu Akleh ditembak dan dibunuh saat meliput invasi militer Israel ke kamp Jenin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Shireen Abu Akleh
Foto:

Dalam keterangan pers yang dirilis 24 Desember 2022, Sindikat Jurnalis Palestina mengatakan mereka telah menerima tanggapan dari Unit Informasi dan Bukti di Kantor Kejaksaan Agung ICC atas pengaduan yang diajukan pengacaranya terkait kasus pembunuhan Shireen Abu Akleh. Pengaduan itu dilayangkan Sindikat Jurnalis Palestina bersama keluarga Shireen, Federasi Jurnalis Internasional, dan Pusat Keadilan Internasional untuk Palestina. “Tanggapan ICC menegaskan bahwa ia akan menambahkan informasi yang diberikan (terkait kasus pembunuhan Shireen) ke pengumpulan informasi mereka,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.

Kendati demikian, Unit Informasi dan Bukti Kejaksaan Agung ICC menyatakan bahwa respons terkait peninjauan berkas bukan berarti mereka telah membuat keputusan tentang substansi aduan. Sindikat Jurnalis Palestina memuji keputusan tersebut. Namun mereka tetap menyerukan ICC segera meluncurkan penyelidikan terhadap pembunuhan Shireen dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya.

Pada Desember 2022, media Aljazeera mengatakan, mereka akan membawa kasus pembunuhan Shireen Abu Akleh ke ICC. Aljazeera mengatakan, mereka telah melakukan penyelidikan menyeluruh atas tewasnya Shireen dan menemukan bukti baru berdasarkan beberapa laporan saksi mata. Aljazeera juga memeriksa sejumlah rekaman video di lokasi tewasnya Shireen.

Berdasarkan temuan-temuan itu, Aljazeera menyimpulkan bahwa Shireen dan beberapa jurnalis lainnya memang jadi sasaran penembakan langsung pasukan Israel. “Klaim otoritas Israel bahwa Shireen terbunuh secara tidak sengaja dalam baku tembak sama sekali tidak berdasar,” kata Aljazeera dalam sebuah pernyataan, 6 Desember 2022 lalu.

Aljazeera menjelaskan, bukti-bukti yang diajukan ke kantor kejaksaan menegaskan, tanpa keraguan, bahwa tidak ada penembakan di area tempat Shireen berada. Kecuali pasukan Israel yang memang melepaskan tembakan langsung ke arah Shireen dan sejumlah jurnalis lainnya. “Para jurnalis berada di hadapan pasukan pendudukan Israel saat mereka berjalan sebagai kelompok perlahan-lahan di jalan dengan rompi media khas mereka, dan tidak ada orang lain di jalan,” ungkapnya.

Menurut Aljazeera, temuan itu secara otomatis membantah klaim Pasukan Pertahanan Israel yang menyebut tidak ada kejahatan dilakukan sepenuhnya dalam kasus tewasnya Shireen. “Bukti menunjukkan bahwa pembunuhan yang disengaja ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menargetkan dan membungkam Aljazeera,” katanya.

Selama 25 tahun berkarier sebagai jurnalis di Aljazeera, Shireen kerap menggemakan suara rakyat Palestina. Oleh sebab itu, jurnalis berkebangsaan Palestina-Amerika itu mendapat julukan “suara Palestina”. Shireen tewas tertembak saat tengah meliput operasi penggerebekan pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, 11 Mei 2022. Sempat terjadi perdebatan tentang siapa pelaku penembakan terhadap Shireen.

Kala itu muncul dugaan bahwa pasukan Israel yang telah membunuh Shireen. Namun Israel menolak tuduhan tersebut. Mereka justru menuding kelompok militan Palestina yang menembak Shireen. PBB akhirnya turun tangan untuk melakukan penyelidikan independen. Pada 24 Juni 2022, PBB merilis temuannya. Mereka mengungkapkan, hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa Shireen tewas akibat ditembak pasukan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement