REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) yang resmi berakhir pada Selasa (18/7/2023). Moskow menyatakan, saat ini ia tak lagi menjamin keamanan atau keselamatan lalu lintas kapal di wilayah perairan tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan telah menghubungi Menlu Rusia Sergey Lavrov untuk membahas perihal BSGI pada Selasa. Turki dan PBB diketahui merupakan mediator dalam BSGI saat kesepakatan itu diteken Rusia serta Ukraina pada Juli 2022. Dalam percakapan via telepon dengan Fidan, Lavrov menjelaskan tentang alasan Moskow menolak memperpanjang BSGI.
Alasan utamanya adalah karena Rusia merasa ketentuan terkait kepentingan Rusia dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Salah satu tuntutan, yakni terkait penghubungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat juga menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global.
Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan 'mengomersialkan' BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.
Oleh sebab itu Rusia memilih tak lagi menyepakati perpanjangan masa aktif BSGI. “Implementasi kesepakatan biji-bijian (BSGI) diakhiri pada 18 Juli,” ungkap Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam keterangannya saat mengumumkan tentang adanya percakapan telepon antara Sergey Lavrov dan Hakan Fidan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
“Dalam istilah praktis, ini berarti pencabutan jaminan keselamatan lalu lintas maritim dan dimulainya kembali rezim daerah bahaya sementara di perairan barat laut Laut Hitam, serta pembatasan koridor maritim kemanusiaan di zona perjanjian dan pembubaran Pusat Koordinasi Bersama Istanbul,” tambah Kemenlu Rusia dalam keterangannya.
Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Setiap perpanjangan, periode aktif BSGI berlangsung selama 120 hari.
Sejak bulan lalu Sergey Lavrov sudah menyampaikan, negaranya menolak perpanjangan masa aktif BSGI. Hal itu karena bagian terkait pencabutan sanksi Barat terhadap produk pertanian Rusia tak kunjung dilakukan.
“Saya harus menyatakan lagi bahwa perpanjangan lebih lanjut tidak mungkin dilakukan kecuali paket (perjanjian BSGI) Istanbul ditegakkan seperti yang diprakarsai Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres) pada 17 Juli (2022),” kata Lavrov saat berbicara di 46th Session of the Council of Foreign Ministers of the Organization of the Black Sea Economic Cooperation (BSEC), dikutip TASS, 14 Juni 2023.
Dia mengungkapkan, sejauh ini pelaksanaan BSGI hanya terpaku pada proses pengiriman komoditas biji-bijian dari Ukraina. Sementara bagian terkait Rusia tidak dilaksanakan. “Bagian dari paket amonia Rusia tidak berfungsi. Tidak ada kemajuan juga dalam implementasi memorandum Rusia-PBB yang bertujuan memastikan penarikan nyata produk pertanian dan pupuk Rusia dari sanksi sepihak Barat yang ilegal,” ujar Lavrov.
Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.
Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat.
Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.
Sejak BSGI disepakati pada Juli 2022, lebih dari 30 juta ton gandum dan komoditas biji-bijian lainnya telah diangkut keluar dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.