REPUBLIKA.CO.ID, DERA ISMAIL KHAN – Sedikitnya 40 orang tewas dan 130 lainnya terluka akibat ledakan di tengah pertemuan politik. Peristiwa itu terjadi di barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ahad (30/7/2023). Polisi menyatakan belum jelas penyebab ledakan tersebut.
Polisi menuturkan ledakan terjadi saat partai Islam Jamiat Ulema e-Islam, melakukan kampanya politik di Bajaur. Pertemuan semacam ini, kini intens terjadi menjelang penyelenggaraan pemilu pada Oktober mendatang.
"Jamiat Ulema e-Islam mengorganisasi konvensi pekerja di Khar, Bajaur. Ledakan menyebabkan 40 orang tewas dan lebih dari 130 orang terluka,’’ kata Nazir Khan, pejabat kepolisian distrik. Menurut dia, keadaan darurat diberlakukan di sejumlah rumah sakit di Bajaur.
Administrator pemerintah, Mohibullah Khan Yousufzai, mengonfirmasi jumlah korban tewas dan terluka. "Korban yang mengalami luka berat diterbangkan ke rumah sakit provinsi di Peshawar untuk pengobatan lebih baik," katanya seperti dilansir, Aljazirah.
Irjen polisi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Akhtar Hayat Gandapur, menyatakan, ledakan terjadi sebelum pemimpin partai, Maulana Fazlur Rehman, tiba di lokasi acara. Belum ada satu pihak pun yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Reporter Aljazirah, Kamal Hyder, yang melaporkan dari Islamabad menyatakan, meski serangan itu belum terkonfirmasi merupakan serangan bom bunuh diri, ada kekhawatiran bahwa kelompok bersenjata Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP) berada di balik semua ini.
TTP mendeklarasikan diri melawan pasukan keamanan dan Pemerintah Pakistan. Maulana Fazlur Rehman merupakan sekutu pemerintah. Jamiat Ulema-e-Islam bagian dari Pakistan Democratic Alliance. Rehman memainkan peran penting dalam koalisi pemerintah ini.
Pakistan kerap mendapatkan serangan dari kelompok militan sejak gencatan senjata TTP dan Islamabad berakhir. Selama ini, serangan serupa biasanya menargerkan pasukan keamanan dan instalasi pemerintah daripada massa partai politik.
Kelompok melakuan perlawanan terhadap Pemerintah Pakistan lebih dari satu dekade. Mereka menuntut penerapan hukum Islam, pembebasan anggota utama yang ditahan Pakistan. Januari lalu, mereka melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah masjid.
Masjid tersebut berada di dalam kompleks kepolisian od barat daya Kota Peshawar, merenggut nyawa lebih dari 80 personel kepolisian. Serangan bisanya difokuskan di wilayah perbatasan dengan Afghanistan, termasuk Bajaur.
TTP menyatakan memiliki kedekatan dengan Taliban meski bukan bagian dari mereka di Afghanistan. Pasukan keamanan Pakistan menyatakan, TTP memiliki tempat perlindungan di Afghanistan tetapi dibantah Taliban yang kini menjalankan pemerintahan di sana. "Kami mengecam ledakan itu," kata juru bicara pemerintah Afghanistan Zabihullah Mujahid.