REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Bom bunuh diri meledak di tengah pertemuan partai konservatif Jamiat Ulema-e-Islam (JUI-F) di pinggiran Khar di distrik Bajaur barat laut Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan, pada Ahad (30/7/2023). Dalam penyelidikan awal, polisi menduga kelompok ISIS bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
Polisi provinsi mengatakan, pelaku bom bunuh diri meledakkan rompi peledaknya di dekat panggung, tepatnya di dekat tempat duduk beberapa pemimpin senior partai. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Pengeboman ini menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai hampir 200 orang.
Kelompok ISIS telah aktif Afghanistan setelah jatuhnya pemerintahan mantan presiden Ashraf Ghani. Kelompok ISIS menentang pemerintahan Taliban Afghanistan dan memiliki anggota yang diketahui melintasi perbatasan pegunungan, dan bersembunyi di daerah Peshawar.
Keadaan darurat telah diumumkan di rumah sakit Bajaur dan daerah sekitarnya. Seorang petugas polisi Distrik Bajaur, Nazir Khan mengatakan, korban yang terluka parah dilarikan dari Bajaur ke rumah sakit di ibu kota provinsi Peshawar dengan helikopter militer.
“Ada debu dan asap di sekitar dan saya berada di bawah beberapa orang yang terluka hingga saya hampir tidak bisa berdiri, dan beberapa anggota tubuh yang berserakan,” kata seorang korban selamat, Adam Khan (45 tahun) yang terlempar ke tanah akibat ledakan dan terkena serpihan di kaki dan kedua tangannya.
Inspektur Jenderal polisi untuk provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Akhtar Hayat Gandapur mengatakan pemimpin senior partai JUI-F, Maulana Fazlur Rehman tidak hadir saat ledakan terjadi. JUI-F adalah bagian dari Aliansi Demokratik Pakistan, sebuah koalisi politik yang berafiliasi dengan pemerintah.