REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Anggota Parlemen Jepang dari Partai Demokrasi Liberal (LDP) yang berkuasa, Keisuke Suzuki, mengatakan, pernyataan mantan perdana menteri Taro Aso negaranya harus menunjukkan "tekad melawan" dalam membela Taiwan sesuai dengan sikap resmi pemerintah Jepang. Hal ini Suzuki sampaikan di sebuah acara televisi.
Dalam pidatonya saat berkunjung ke Taiwan, Aso yang kini menjabat sebagai wakil presiden LDP mengatakan Jepang, Amerika Serikat (AS) dan negara lain harus menunjukkan tekad kuat dalam mempertahankan Taiwan bila pulau itu diserang. Ia memberi sinyal melawan klaim Cina.
Pidato Aso tersebut membuat Cina yang mengklaim Taiwan bagian dari wilayahnya geram. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Beijing mendesak Jepang mematuhi Prinsip Satu Cina dan menahan diri dari mendukung pasukan pro-kemerdekaan Taiwan dalam segala cara.
Suzuki menemani Aso dalam kunjungan ke Taiwan pada pekan ini. Dalam acara bincang-bincang di stasiun televisi BS Fuji, Suzuki mengatakan Aso sudah membahas masalah Taiwan dengan pejabat pemerintah Jepang, mengindikasi pandangan Aso tidak berseberangan dengan posisi pemerintah.
"Pernyataan itu bukan pernyataan pribadi Taro Aso, tapi hasil dari pengaturan dengan orang dalam pemerintah, saya pikir pemerintah Jepang sudah menegaskan ini jalur resmi," kata Suzuki, Rabu (9/8/2023) malam.
Aso menjadi pejabat politik Jepang paling senior yang berkunjung ke Taiwan sejka 1972. Ketika Jepang menormalisasi hubungan dengan Cina, serta saat ketegangan antara Taiwan dan Cina semakin memanas.
Bulan lalu Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai 345 juta dolar AS. Jepang yang merupakan sekutu dekat AS menaikan anggaran pertahanannya ke tingkat tertinggi sejak Perang Dunia II.
Presiden AS Joe Biden berulang kali mengatakan pasukan AS akan membela Taiwan dari invasi Cina. Gedung Putih mengatakan hal itu tidak mengubah kebijakan luar negeri AS.
Ditanya tentang pernyataan Aso, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan Jepang konsisten berharap adanya penyelesaian damai pada masalah Taiwan melalui dialog.
Matsuno menolak menjawab saat ditanya apakah Jepang akan mengerahkan militernya ke Taiwan di saat kritis. Ia mengatakan, pemerintah tidak akan menjawab pertanyaan hipotesis.