REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin tentara bayaran Rusia Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat di Moskow utara, yang menewaskan 10 orang. Hubungan Prigozhin dengan Kremlin telah terjalin selama beberapa dekade.
Grup Wagner dipercaya sebagai kontraktor pemerintah. Mereka ikut berperang di Ukraina, serta melakukan pekerjaan kotor Rusia di Suriah dan Afrika.
Grup Wagner pertama kali beraksi di Ukraina timur setelah konflik separatis meletus pada April 2014, atau beberapa minggu setelah aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea di Ukraina. Pada saat itu, Rusia membantah mengirimkan senjata dan pasukannya meskipun banyak bukti yang menyatakan sebaliknya.
Personel Wagner juga dikerahkan ke Suriah, tempat Rusia mendukung pemerintahan Presiden Bashar Assad dalam perang saudara. Di Libya, mereka bertempur bersama pasukan komandan Khalifa Hifter. Kelompok Wagner juga beroperasi di Republik Afrika Tengah dan Mali.
Prigozhin memupuk reputasi Wagner karena kekejamannya. Tentara bayaran tersebut telah dituduh oleh negara-negara Barat dan para ahli PBB melakukan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh Afrika, termasuk di Republik Afrika Tengah, Libya dan Mali.
Sebuah video pada 2017 menunjukkan sekelompok orang bersenjata, yang dilaporkan merupakan kontraktor Wagner, menyiksa seorang warga Suriah dan memukulinya sampai mati dengan palu godam sebelum memutilasi dan membakar tubuhnya. Pada 2022, video lain menunjukkan mantan kontraktor Wagner dipukuli sampai mati dengan palu godam, setelah dia diduga melarikan diri ke pihak Ukraina dan dipulangkan. Meskipun ada kemarahan publik dan tuntutan penyelidikan, Kremlin berulang kali menutup mata atas kekejaman itu.
Wagner mengambil peran yang semakin nyata dalam perang Ukraina, ketika pasukan reguler Rusia mengalami pengurangan jumlah pasukan dan kehilangan wilayah akibat kemunduran yang memalukan. Prigozhin mengunjungi penjara-penjara Rusia untuk merekrut pejuang. Prigozhin menjanjikan pengampunan jika mereka selamat dari tugas di garis depan selama setengah tahun bersama Wagner.
Dalam wawancara pada Mei, Prigozhin mengaku telah merekrut 50.000 narapidana, dengan sekitar 35.000 orang berada di garis depan setiap saat. Dia juga mengatakan, Wagner telah kehilangan lebih dari 20.000 orang dalam pertempuran di Bakhmut. Amerika Serikat memperkirakan Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang bertempur di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana.