REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin menekankan pentingnya modernisasi militer Indonesia. Hal ini diungkapkan Austin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto di Pentagon, Kamis (24/8/2023) waktu setempat.
Pertemuan tersebut diadakan seiring dengan upaya Indonesia untuk meningkatkan kemampuan militernya dan mengganti perangkat kerasnya yang sudah tua. Indonesia mengalokasikan dana sebesar 134,3 triliun rupiah atau 8,89 miliar dolar AS pada tahun ini untuk pertahanan.
Menurut data dari lembaga pemikir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), selama dekade terakhir, belanja pertahanan per kapita dan persentase produk domestik bruto Indonesia merupakan yang terendah di antara enam negara berkembang di Asia Tenggara.
"Para menteri pertahanan kedua negara memiliki niat bersama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan seperti peningkatan pesawat tempur, pesawat tempur multi-peran baru, dan tambahan pesawat angkut sayap tetap dan putar," ujar pernyataan Pentagon.
Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan jet tempurnya, yang saat ini mencakup model F-16 buatan AS serta Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia. Pada Senin (21/8/2023) Indonesia mengumumkan kesepakatan untuk membeli 24 helikopter angkut dari pembuat senjata AS Lockheed Martin. Bulan ini Indonesia mengatakan telah membeli 12 drone baru dari Dirgantara Turki senilai 300 juta dolar AS.
"Austin dan Prabowo juga menyatakan, klaim ekspansif Cina di Laut Cina Selatan tidak konsisten dengan hukum internasional," ujar pernyataan Pentagon.
Cina mengklaim kedaulatan historis atas sebagian besar Laut Cina Selatan melalui sembilan garis putus-putus berbentuk U di petanya yang memotong zona ekonomi eksklusif lima negara lain, termasuk Indonesia. Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan, AS dan Indonesia berkomitmen untuk menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan serta menjaga tatanan yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan.