Sabtu 26 Aug 2023 09:38 WIB

Junta Niger Usir Dubes Prancis

Junta Niger juga mengundang Mali dan Burkina Faso bantu pertahanannya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Prancis mengutuk kekerasan terhadap misi diplomatiknya di Niger dan berjanji bertindak keras pada setiap serangan
Foto:

Kesepakatan junta dengan Mali dan Burkina Faso adalah yang terbaru dari beberapa tindakan yang diambil oleh tentara pemberontak Niger. Langkah ini untuk menentang sanksi dan mengkonsolidasikan junta yang mereka katakan akan berkuasa hingga tiga tahun mendatang.

Hal ini semakin meningkatkan krisis setelah kudeta bulan lalu di negara berpenduduk lebih dari 25 juta jiwa itu.

Presiden Komisi ECOWAS, Omar Alieu Touray, mengatakan pada hari Jumat bahwa ancaman blok tersebut menggunakan kekuatan untuk mengembalikan Bazoum masih dalam pertimbangan atau "masih di atas meja." Namun ECOWAS menolak rencana transisi tiga tahun dari junta.

Sebelas dari 15 negara anggota blok tersebut, tidak termasuk negara-negara yang diperintah oleh militer seperti Mali, Burkina Faso, Guinea, dan Niger, akan mengembalikan pemerintahan Niger. Negara ECOWAS ini telah menyatakan komitmennya untuk mengerahkan pasukan guna memulihkan demokrasi di Niger begitu keputusan untuk melakukan intervensi diambil.

Sementara itu, blok tersebut akan terus mengeksplorasi opsi-opsi diplomatik untuk membalikkan kudeta tersebut, kata Touray kepada para wartawan di ibukota Nigeria, Abuja.

Upaya diplomatik terbaru datang pada hari Kamis ketika Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang merupakan ketua blok regional ECOWAS, mengirim delegasi pemimpin Islam untuk berbicara dengan junta.

Touray mengatakan bahwa para kepala negara Afrika Barat akan memutuskan kapan akan menggunakan kekuatan senjata, jika dirasa semua cara diplomatik telah gagal. "ECOWAS tidak bisa hanya berpangku tangan," tegasnya.

Rincian dari apa yang disebut sebagai pasukan "siaga" ECOWAS belum dirilis. Para pejabat regional telah menyarankan bahwa intervensi militer apa pun akan seperti pasukan yang dikerahkan di Gambia pada tahun 2017. Saat itu pasukan blok ini dikerahkan untuk memaksa Yahya Jammeh turun dari kekuasaan sebagai Presiden Gambia setelah ia menolak untuk mengakui kekalahan dalam pemilu.

Junta militer Niger telah mengeksploitasi keluhan di antara penduduk terhadap mantan penguasa kolonial Niger, Prancis. Junta ini juga menuduh pemerintah Bazoum gagal melakukan cukup banyak hal untuk melindungi negara dari ekstremis Islam, dan telah meminta bantuan dari kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner untuk mencegah ekstrimis itu.

Pada hari Jumat, Niger juga menghadapi sanksi baru ketika Millennium Challenge Corporation AS - yang telah menandatangani program hibah senilai 750 juta dolar AS dengan negara itu sejak 2008. Di mana lembaga itu menangguhkan operasi di Niger, yang berfokus pada peningkatan pertanian, melek huruf perempuan dan infrastruktur jalan di Niger. 

Alasan penghentian bantuan, "karena kudeta tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip pemerintahan demokratis," kata lembaga AS tersebut.

ECOWAS telah bergabung dengan negara-negara Barat dan Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Niger, termasuk memotong pasokan listrik dari Nigeria dan penutupan perbatasan dengan negara-negara tetangga.

Touray mengakui pada hari Jumat bahwa sanksi-sanksi tersebut telah mengakibatkan "krisis sosial-ekonomi yang serius" di Niger, tetapi mengatakan bahwa sanksi-sanksi itu "untuk kepentingan rakyat Niger."

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement