Rabu 30 Aug 2023 08:29 WIB

Pemakaman Bos Tentara Bayaran Wagner Sepi Pemberitaan

Jet pribadi yang ditumpangi sejumlah petinggi Grup Wagner jatuh pada 23 Agustus lalu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Potret pemilik perusahaan militer swasta Wagner Group Yevgeny Prigozhin dipasang di sebuah peringatan informal di sebuah kafe milik Prigozhin di St. Petersburg, Rusia, Jumat, 25 Agustus 2023.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Potret pemilik perusahaan militer swasta Wagner Group Yevgeny Prigozhin dipasang di sebuah peringatan informal di sebuah kafe milik Prigozhin di St. Petersburg, Rusia, Jumat, 25 Agustus 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG --  Pemakaman diam-diam dan hening Yevgeny Prigozhin mengakhiri perjalanan penuh gejolak tokoh yang merintis karir sebagai preman jalanan St Petersburg sampai pendiri kelompok tentara bayaran yang dibiayai Kremlin. Ia tewas dalam kecelakaan pesawat mencurigakan dua bulan setelah pemberontakan singkatnya melawan otoritas Presiden Vladimir Putin.

Televisi pemerintah Rusia yang selama beberapa dekade menjadi sumber informasi utama bagi sebagian besar warga Rusia, nyaris tidak meliput pemakaman tersebut. Salah satu saluran utama, Russia 1, mendedikasikan waktu siaran kurang dari satu menit untuk pemakaman itu di berita malamnya.

Baca Juga

Russia 1 juga melaporkan Prigozhin dimakamkan tepat di samping ayahnya, yang meninggal pada tahun 1978. Stasiun televisi populernya lainnya, Channel One, sama sekali tidak memberitakan pemakaman tersebut.

"Upacara pemakaman berlangsung tanpa orang luar dan pers atas permintaan keluarga,” kata Russia 1 dalam laporannya, Selasa (29/8/2023) malam.

Pengamat politik pro-Kremlin, Sergei Markov mencatat Prigozhin merupakan sosok legendaris bagi para pendukungnya yang semakin kritis pada pemerintah. “Pemakaman Prigozhin menimbulkan masalah komunikasi antara sistem pemerintahan Rusia yang birokratis yang tidak memiliki banyak potensi politik dan segmen patriotik yang aktif secara politik dari masyarakat Rusia,” kata Markov.

Peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center Tatiana Stanovaya mengatakan dinas rahasia “menjadi tahap akhir dari operasi khusus untuk melenyapkannya." “Semuanya dilakukan semaksimal mungkin, di bawah kendali penuh aparat keamanan, dengan manuver yang mengganggu,” katanya dalam komentar di saluran aplikasi kirim-pesan Telegram.

Badan investigasi kriminal Rusia, Komite Investigasi, secara resmi mengkonfirmasi kematian Prigozhin pada hari Ahad (28/8/2023) lalu.

Komite tidak mengatakan apa yang menyebabkan pesawat pribadi Prigozhin jatuh pada 23 Agustus, beberapa menit setelah lepas landas dari Moskow menuju St Petersburg. Tepat sebelum kecelakaan terjadi, Prigozhin dilaporkan baru saja kembali dari perjalanan ke Afrika, di mana ia berupaya memperluas aktivitas Grup Wagner.

Mantan kepala logistik Wagner Valery Chekalov yang termasuk di antara 10 orang yang tewas dalam kecelakaan itu juga dimakamkan di St Peterburg. Orang kedua di komando Prigozhin, Dmitry Utkin, pensiunan perwira intelijen militer yang memberi nama  kelompok tentara bayaran berdasarkan nama samarannya sendiri, juga tewas dalam kecelakaan pesawat.

Asesmen awal intelijen AS menyimpulkan kecelakaan tersebut disengaja. Pejabat pemerintah Barat menyebutkan daftar panjang musuh Putin yang telah dibunuh.

Kremlin menolak tuduhan Barat, Putin berada di balik kecelakaan itu dan menyebutnya sebagai “kebohongan mutlak”.

Prigozhin, mantan narapidana yang mendapat penghasilan jutaan dolar dan julukan “koki Putin” dari kontrak katering pemerintah yang menguntungkan. Ia melayani kepentingan politik Kremlin dan membantu memperluas pengaruh Rusia dengan mengirimkan tentara bayarannya ke Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah, dan negara-negara lain.

Wagner, salah satu elemen pasukan Moskow yang paling andal memainkan peran penting di Ukraina ketika mereka merebut benteng Bakhmut di timur Ukraina pada akhir Mei lalu. Kecelakaan pesawat yang menimpanya terjadi tepat dua bulan Prigozhin melancarkan pemberontakan melawan kepemimpinan militer Rusia.

Prigozhin memerintahkan tentara bayarannya untuk mengambil alih markas militer di Kota Rostov-on-Don dan kemudian memulai serangan ke Moskow. Mereka menjatuhkan beberapa pesawat militer, menewaskan lebih dari selusin pilot Rusia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement