Jumat 01 Sep 2023 13:09 WIB

Melawan Kejaran Api, Para Bayi Dilemparkan dari Jendela

Mereka berusaha menyelamatkan diri dari lalapan api

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kebakaran malam hari melanda sebuah gedung apartemen yang sebagian besar ditempati oleh para tunawisma dan penghuni liar di Johannesburg
Foto:

Walikota Johannesburg Kabelo Gwamanda mengatakan, 141 keluarga terkena dampak tragedi tersebut tetapi tidak dapat menyebutkan secara pasti berapa banyak orang yang berada di dalam gedung ketika kebakaran terjadi. Banyak orang di dalam adalah warga negara asing.

Para penghuni yang beragam dan warga asing ini akan menyulitkan identifikasi korban dan pelacakan orang hilang. Kemungkinan besar banyak korban berada di Afrika Selatan secara ilegal.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan, kebakaran itu adalah tragedi besar yang dirasakan oleh keluarga-keluarga yang orang-orang terkasihnya.

"Hati kami turut berduka cita bagi setiap orang yang terkena dampak peristiwa ini," ujar Ramaphosa.

Juru bicara Ramaphosa mengatakan, presiden telah menawarkan bantuan kepada badan penanggulangan bencana nasional jika diperlukan. Ramaphosa juga kemudian mengunjungi lokasi tersebut setelah membatalkan pidato televisi yang akan membahas hasil pertemuan puncak ekonomi BRICS yang diadakan di Johannesburg pekan lalu.

Ramaphosa menyebut kebakaran tersebut sangat menghancurkan dan merupakan seruan bagi pusat ekonomi Afrika Selatan untuk mengatasi krisis perumahan di dalam kota. “Kami di sini bukan untuk menyalahkan siapa pun. Ini adalah pelajaran yang sulit bagi kita semua," kata Ramaphosa di luar gedung yang terbakar.

Johannesburg dinilai sebagai kota terkaya di Afrika tetapi pusat kotanya rusak dan sering terabaikan. Bangunan yang terbengkalai dan rusak adalah hal biasa, dengan tunawisma menggunakannya sebagai tempat berlindung. Pemerintah kota menyebut bangunan tersebut sebagai bangunan yang dibajak dan telah menjadi masalah selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement