Selasa 12 Sep 2023 07:14 WIB

Empat Negara Protes Tarif Tol Kapal di Argentina

Tindakan Argentina itu membatasi navigasi di saluran sungai utama.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kapal tongkang (ilustrasi). Brasil, Paraguay, Bolivia, dan Uruguay mendesak Argentina untuk berhenti menerapkan tarif tol bagi kapal dan tongkang yang membawa biji-bijian dan barang ekspor lainnya.
Kapal tongkang (ilustrasi). Brasil, Paraguay, Bolivia, dan Uruguay mendesak Argentina untuk berhenti menerapkan tarif tol bagi kapal dan tongkang yang membawa biji-bijian dan barang ekspor lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, ASUNCION -- Brasil, Paraguay, Bolivia, dan Uruguay mendesak Argentina untuk berhenti menerapkan tarif tol bagi kapal dan tongkang yang membawa biji-bijian dan barang ekspor lainnya. Mereka mengatakan pada Ahad (10/9/2023) malam, bahwa tindakan Argentina itu membatasi navigasi di saluran sungai utama.

Pernyataan keempat negara tersebut mengatakan, bahwa penentuan tersebut merupakan keputusan Argentina yang sepihak dan sewenang-wenang untuk menyita kapal tongkang dari Mercurio Group, sebuah perusahaan pelayaran Paraguay. Tindakan ini dilakukan untuk mengumpulkan korban dan dapat mempengaruhi pasokan dan harga.

Baca Juga

Menurut juru bicara Mercurio Group kepada media lokal, kapal tongkang tersebut dibebaskan pada setelah membayar biaya tol pada Senin (11/9/2023). Namun desakan untuk menghapuskan tarif tol tetap berlaku. 

Pihak berwenang Argentina membela keputusannya. Menurut Argentina, tarif tol di jalur air Paraguay-Parana yang merupakan jalur transportasi utama ke laut untuk wilayah pedalaman Paraguay, Bolivia, dan Brasil selatan, diperlukan untuk mempertahankan saluran sepanjang 3.400 kilometer yang berakhir di Buenos Aires.

Menteri Energi Argentina akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Paraguay  untuk membahas masalah ini pada Senin malam. Paraguay baru-baru ini mengumumkan akan mengajukan permohonan ke Pengadilan Peninjauan Permanen blok perdagangan Mercosur untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

Argentina menghadapi gagal panen kedelai dan jagung  baru-baru ini akibat kekeringan. Menurut data resmi, pemerintah negara itu telah mengimpor lebih dari tujuh juta metrik ton kedelai dalam tujuh bulan pertama tahun ini, 51 persen dari Paraguay dan 45 persen dari Brasil. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement