REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perwira militer senior Ukraina mengatakan, pasukan Ukraina menekan di medan pertempuran untuk merebut kembali Kota Bakhmut dari pasukan Rusia. Perwira itu mengatakan, pasukan Ukraina menimbulkan kerugian besar dari pihak Rusia.
Laporan Ukraina menguraikan pertempuran sengit di wilayah timur. Namun, tidak ada terobosan baru dalam serangan balasan yang telah berlangsung selama tiga bulan.
Kemajuan Ukraina jauh lebih lambat dibandingkan kemajuan yang mereka catat tahun lalu dalam memulihkan wilayah di timur laut. Karena kemajuan yang mereka lakukan secara metodis dalam menghadapi kubu kuat Rusia.
Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pejabat lainnya menepis kritik Barat yang mengatakan, lambatnya kemajuan serangan balasan karena kesalahan strategis. Seperti menempatkan pasukan di tempat yang salah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya berhasil menghalau delapan serangan di wilayah timur yang diperebutkan di selatan Bakhmut. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, mengatakan, pasukan Kiev berhasil menguasai sekitar tiga desa di selatan Bakhmut, termasuk Andriivka.
“Kemajuan telah dicapai dalam hal ini,” katanya melalui di aplikasi kirim pesan Telegram, Kamis (14/9/2023).
Awalnya Maliar melaporkan pasukan Ukraina sudah menguasai Andriivka, tapi kemudian ia mengatakan hal itu tidak akurat karena pertempuran masih berkecamuk di sekitar desa.
Pasukan Rusia merebut Bakhmut pada Mei setelah pertempuran berbulan-bulan yang menyebabkan kota itu hancur. Sejak saat itu pasukan Ukraina terus menggerogoti posisi Rusia, terutama di selatan Bakhmut.
Dalam pernyataan terbarunya Maliar tidak menyebutkan kota Avdiivka dan Maryinka, yang terletak jauh di selatan di wilayah Donetsk. Pernyataan itu ia sampaikan satu hari setelah ia mengatakan dua kota itu menjadi sasaran serangan besar-besaran Rusia.
Di front selatan, di mana pasukan Ukraina fokus merebut sejumlah desa dalam upaya menuju Laut Azov, Maliar mengatakan pasukan Rusia menderita “kerugian besar” dalam serangan di kota-kota penting.
Korban di pihak Rusia, kata Maliar, telah "secara signifikan mengurangi kemampuan mereka untuk membela diri".
Gerakan ke arah selatan dimaksudkan untuk membelah jembatan darat yang dibuat pasukan Rusia antara semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014 dan wilayah yang mereka kuasai di timur, yang diperluas invasi skala penuh yang diluncurkan pada Februari 2022.
Juru bicara pasukan di front selatan Oleksander Shtupun menekan besarnya kerugian yang dialami Rusia dalam upaya Moskow memulihkan posisi mereka yang hilang.
“Musuh sebagai akibat dari upaya merebut kembali setidaknya sebagian posisi yang hilang di arah Tavria (selatan) telah kehilangan 15 tank dan 12 kendaraan lapis baja dalam dua hari terakhir,” katanya di stasiun televisi nasional Ukraina.
Ia memperkirakan Rusia kehilangan 665 personelnya dalam dua hari. Laporan di medan pertempuran belum dapat diverifikasi secara mandiri.