Senin 18 Sep 2023 08:19 WIB

Peringatan Satu Tahun Kematian Mahsa Amini Diwarnai Kekerasan

Dalam demonstrasi setelah kematian Amini, lebih dari 500 orang tewas

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Seorang pendukung Iran menangis sambil memegang kaos bertuliskan
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Seorang pendukung Iran menangis sambil memegang kaos bertuliskan

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pasukan keamanan Iran menindak pengunjuk rasa yang memperingati satu tahun kematian Mahsa Amini di wilayah Kurdi pada Sabtu (16/9/2023). Polisi juga menahan ayah Mahsa Amini, setahun setelah kematian wanita muda tersebut dalam tahanan polisi moral, yang memicu beberapa kerusuhan politik terburuk dalam empat dekade.

Garda Revolusi menahan seorang berkewarganegaraan ganda yang dicurigai mencoba mengatur kerusuhan dan sabotase. Kantor berita resmi IRNA melaporkan, salah satu dari beberapa penangkapan terhadap kontra revolusioner dan teroris telah dilaporkan.

Baca Juga

Pada Sabtu malam, kehadiran pasukan keamanan dalam jumlah besar di wilayah yang sebagian besar dihuni oleh suku Kurdi di Iran tampaknya telah menghalangi demonstrasi skala besar. Kelompok hak asasi manusia melaporkan adanya konfrontasi sporadis di beberapa wilayah di negara tersebut.

Kematian Mahsa Amini memicu protes terbesar selama berbulan-bulan terhadap pemerintahan ulama Syiah di Republik Islam Iran, dan menarik perhatian internasional.  Amini adalah seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun yang ditangkap oleh polisi moral tahun lalu karena diduga melanggar aturan berpakaian.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang berkumpul di jalan utama di Ibu Kota Teheran,  sementara para pengemudi membunyikan klakson mobil sebagai tanda dukungan.

IRNA melaporkan, api melalap bangsal wanita di penjara Qarchak di provinsi Teheran sebelum dipadamkan setelah para terpidana yang menunggu eksekusi membakar pakaian mereka.  Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden tersebut. Jaringan Hak Asasi Manusia Kurdistan mengatakan, pasukan khusus memasuki bangsal, memukuli para tahanan wanita, dan menembakkan peluru karet.

Dalam insiden terpisah, kelompok hak asasi manusia Hengaw mengatakan, pasukan keamanan melepaskan tembakan di Kota Mahabad, Kurdi, dan melukai sedikitnya satu orang.  Beberapa orang terluka di Kota Kermanshah namun tidak ada konfirmasi resmi mengenai kedua insiden tersebut.

Di kota asal Amini, Saqez, di barat laut Iran, kantor berita semi-resmi Fars melaporkan, polisi yang menggunakan senjata pelet telah melukai serius seorang pria yang mengabaikan peringatan polisi. Pria tersebut berada di bangsal perawatan intensif setelah menjalani operasi.

Video di media sosial menunjukkan, para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei seperti "Matilah Diktator!". Protes juga terjadi di berbagai daerah termasuk Gohardasht, di Kota Karaj di sebelah barat Teheran, dan  Mashhad di timur laut.

Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan sekelompok demonstran di Gohardasht meneriakkan, “Kami adalah bangsa yang besar, dan akan merebut kembali Iran”. Sementara para pengemudi membunyikan klakson dan meneriakkan semangat. 

Dalam demonstrasi setelah kematian Amini, lebih dari 500 orang, termasuk 71 anak di bawah umur, tewas. Sementara ratusan orang terluka dan ribuan ditangkap.  Iran melakukan tujuh eksekusi terkait dengan kerusuhan tersebut.

Pada Sabtu, ayah Mahsa, Amjad Amini telah  diperingatkan agar tidak memperingati kematian putrinya. Amjad sempat ditangkap oleh polisi, dan tak lama kemudian dibebaskan. Jaringan Hak Asasi Manusia Kurdistan mengatakan, keluarga Amini tidak dapat menggelar peringatan kematian putrinya. Sebelumnya, media sosial dan laporan dari kelompok hak asasi manusia menyebutkan pasukan keamanan mengambil posisi di sekitar rumah Amini di Saqez, di Iran barat.

Peringatan satu tahun kematian Amini juga dilakukan di beberapa negara...

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement