REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK --- Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra dapat dibebaskan dengan pembebasan bersyarat paling cepat pada akhir Februari tahun depan 2024, seorang pejabat senior lembaga pemasyarakatan mengatakan pada Senin (18/9/2023). Bebasnya Thaksin lebih awal, setelah hukuman penjara delapan tahunnya dikurangi menjadi satu tahun, seusai ia kembali dari pengasingan.
Politisi paling terkenal di Thailand ini melakukan kepulangan yang dramatis bulan lalu setelah 15 tahun mengasingkan diri seusai digulingkan oleh kudeta militer pada 2006.
Selama berada di luar negeri, Thaksin dinyatakan bersalah secara in absentia dalam tiga kasus. Di antaranya yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, konflik kepentingan, dan penyimpangan.
Kembalinya dia ke Thailand bertepatan dengan kemunculan sekutunya Srettha Thavisin sebagai perdana menteri baru negara itu. Pemilihan itu setelah Thailand berbulan-bulan berada dalam ketidakpastian politik, setelah pemilihan umum di bulan Mei lalu, yang menghasilkan kekalahan bagi partai pro-militer yang berkuasa.
Srettha Thavisin terpilih dari Partai-partai yang bersekutu dengan Thaksin telah memenangkan setiap pemilihan umum sejak 2001. Jajak pendapat tahun ini, Pheu Thai, partai yang didukung oleh keluarga Thaksin, juga tetap berada di posisi kedua.
"Setelah menjalani enam bulan masa hukumannya, Thaksin akan memenuhi syarat untuk mendapatkan pembebasan bersyarat bagi narapidana yang berusia di atas 70 tahun atau mereka yang sakit," ujar Wakil Direktur Jenderal Departemen Pemasyarakatan Sitthi Sutivong, kepada Reuters.
Departemen Pemasyarakatan, katanya, membuat penilaian untuk setiap kasus dan tidak ada proses permohonan pembebasan bersyarat dalam kasus-kasus ini. Perawatan mantan perdana menteri di rumah sakit, Sitthi menambahkan, atas kebijaksanaan para profesional medis dan tidak memiliki batas waktu.
Ada spekulasi bahwa Thaksin telah mencapai kesepakatan dengan musuh-musuh lamanya, setelah partai-partai pro-militer memberikan dukungan kepada kandidat Pheu Thai, Srettha, untuk membentuk pemerintahan baru.
Thaksin dan Srettha sama menyangkal hal ini. Pada malam pertamanya di Thailand, Thaksin dipindahkan ke rumah sakit polisi karena mengalami nyeri dada dan tekanan darah tinggi dan saat ini masih dalam perawatan.
Beberapa hari kemudian, Raja Maha Vajiralongkorn meringankan hukuman delapan tahun penjara menjadi satu tahun, tapi dia bisa dibebaskan lebih cepat.
"Setelah menjalani enam bulan masa hukumannya, Thaksin akan memenuhi syarat untuk mendapatkan pembebasan bersyarat bagi narapidana yang berusia di atas 70 tahun atau mereka yang sakit," ujar Wakil Direktur Jenderal Departemen Pemasyarakatan Sitthi Sutivong kepada Reuters.