REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin akan berkunjung ke Beijing pada bulan Oktober untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Cina Xi Jinping. Ini adalah perjalanan pertama pemimpin Kremlin ke luar negeri sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya.
Nikolai Patrushev, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa upaya Barat untuk membendung Rusia dan Cina justru telah memperdalam kerja sama antara kedua negara.
"Pada bulan Oktober, kami menantikan pembicaraan bilateral yang menyeluruh antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing," kata Patrushev yang dikutip oleh kantor berita Interfax dalam sebuah pertemuan di Moskow dengan diplomat tinggi Cina, Wang Yi, dilansir dari Reuters, Selasa (19/9/2023).
Putin akan menghadiri Belt and Road Forum yang ketiga setelah diundang oleh Xi dalam sebuah kunjungan penting ke Moskow pada bulan Maret. Hanya beberapa hari sebelum kunjungan Xi ke Moskow, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dengan tuduhan mendeportasi ratusan anak-anak dari Ukraina secara ilegal. Walaupun Moskow telah membantah tuduhan tersebut.
Kremlin mengatakan bahwa surat perintah tersebut merupakan bukti permusuhan Barat terhadap Rusia, yang membuka kasus kriminal terhadap jaksa penuntut dan hakim ICC yang mengeluarkan surat perintah tersebut. Patrushev, sekutu dekat Putin, mengatakan bahwa Rusia ingin mengembangkan hubungan dengan Cina.
"Rusia berkomitmen pada pengembangan progresif dan penguatan hubungan Rusia-Cina," kata Patrushev, seraya menambahkan bahwa kedua negara memiliki "kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis".