Kamis 21 Sep 2023 14:59 WIB

4 Monumen Peringatan Genosida Rwanda Ditetapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Genosida Rwanda terjadi pada April hingga Juli 1994.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Genosida 1994 di Rwanda.
Genosida 1994 di Rwanda.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah menetapkan empat monumen peringatan genosida di Rwanda sebagai Situs Warisan Dunia. Hal itu diumumkan pada sesi Komite Warisan Dunia UNESCO yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (20/9/2023).

Keempat monumen genosida Rwanda yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia adalah, Kigali Genocide Memorial, Murambi Genocide Memorial Center, Nyamata Genocide Memorial, dan the Bisesero Genocide Memorial.

Baca Juga

“Pencantuman bersejarah situs Bisesero, Gisozi, Murambi, dan Nyamata dalam Daftar Warisan Dunia meningkatkan visibilitas internasional dan juga menghormati kenangan para korban yang mereka wakili di seluruh dunia. Pengakuan ini memperkuat perjuangan melawan penolakan genosida dan akan mendidik generasi sekarang dan masa depan,” kata Menteri Persatuan Nasional dan Keterlibatan Sipil Rwanda Jean-Damascene Bizimana, dikutip Anadolu Agency.

Menurut para penyintas, keempat monumen peringatan genosida yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO memiliki karakteristik berbeda. Namun seluruhnya menunjukkan betapa kejamnya pembantaian korban genosida.

Situs peringatan Kigali, yang merupakan situs utama di Rwanda, menampung sisa-sisa jasad 250 ribu korban genosida yang ditemukan di jalanan, rumah, dan kuburan massal di Kigali serta sekitarnya.

Di gereja Nyamata di Rwanda timur, selatan Kigali, sekitar 45 ribu orang yang mencari perlindungan di sana dibantai dalam satu hari. Menurut UNESCO bangunan itu diubah menjadi monumen peringatan gereja-gereja lain di mana para korban genosida tewas.

Sementara itu, monumen Bisesero memperingati perlawanan yang dilakukan dengan senjata tradisional termasuk tombak, parang, dan tongkat Tutsi terhadap pelaku genosida.

Philbert Gakwenzire, ketua Ibuka, sebuah organisasi payung penghubung kelompok-kelompok yang membantu para penyintas genosida, mengatakan penetapan empat monumen peringatan genosida Rwanda sebagai Situs Warisan Dunia akan membantu meningkatkan pelestarian situs-situs terkait. Hal itu pun akan meningkatkan kunjungan ke keempat monumen tersebut agar masyarakat memahami bahaya genosida.

Sejarah Genosida Rwanda

Genosida Rwanda terjadi pada April hingga Juli 1994. Periode tersebut dikenal sebagai Perang Saudara Rwanda. Akar permasalahan yang memicu genosida berawal pada awal 1990-an. Ketika itu presiden Juvenal Habyarimana, seorang Hutu, mulai menggunakan retorika anti-Tutsi guna mengkonsolidasikan kekuasaannya sendiri di antara masyarakat Hutu.  

Kendati suku Hutu dan Tutsi memiliki kesamaan dalam bahasa dan budaya sejak berabad-abad silam, hukum diperlukan untuk melakukan pendaftaran berdasarkan etnis.

Saat itu pemerintah dan tentara mulai menyusun Interahamwe, artinya orang-orang yang menyerang atau berdiri bersama. Mereka bersiap melakukan penghapusan Tutsi dengan cara mempersenjatai masyarakat Hutu dengan senjata dan parang. 

Pembantaian besar-besaran...

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement