REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan pada Rabu (19/9/2023) bahwa tindakan seperti pembakaran Alquran sedang dieksploitasi oleh teroris. Dia menekankan perlunya menyebarkan toleransi di masyarakat untuk memerangi terorisme secara efektif.
“Hal ini berulang kali dieksploitasi oleh teroris untuk menyebarkan ideologi mereka yang terdistorsi, merekrut dan mengerahkan aktor-aktor teroris," kata Borrell dalam pidato pembukaan menjelang Global Counterterrorism Forum dikutip dari Anadolu Agency.
Borrell menjelaskan, untuk mengatasi akar penyebab terorisme, maka harus melibatkan masyarakat sipil. Dia menegaskan, masyarakat perlu menumbuhkan toleransi sambil mengatasi tindakan kebencian, pembakaran Alquran, dan penargetan kelompok minoritas.
Menurut Borrell, semua tindakan yang dilakukan melawan terorisme melibatkan masyarakat sipil sangatlah penting. “Kita tidak dapat secara efektif mengatasi akar penyebab ekstremisme kekerasan atau secara efektif merehabilitasi mantan teroris tanpa mengembangkan masyarakat sipil, tanpa saluran informasi yang bebas dan dapat diandalkan, atau tanpa pemimpin masyarakat," ujarnya.
Borrell menyatakan, ruang sipil yang diperlukan untuk tujuan ini terus berkurang di berbagai belahan dunia. “Itulah sebabnya kita harus melakukan yang terbaik untuk membalikkan tren ini di seluruh dunia,” kata Borrell.
Kepala kebijakan luar negeri ini pun menggarisbawahi, bahwa untuk melawan terorisme, dunia harus mengedepankan toleransi. Dunia sering melihat tindakan provokatif dan tindakan intoleransi serta kebencian.
“Kami melihat pembakaran Alquran, kami melihat adanya penargetan terhadap etnis agama atau kelompok minoritas lainnya, sehingga memicu intoleransi dan keluhan,” ujar kepala kebijakan luar negeri UE itu.
Keberagaman dan toleransi sangat penting bagi masyarakat yang harmonis. Borrell mendesak semua pemimpin untuk mempromosikan toleransi dalam komunitas dan negara mereka.
Tokoh dan kelompok Islamofobia di Eropa utara dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali melakukan pembakaran Alquran dan upaya serupa untuk menodai kitab suci umat Islam. Tindakan ini pun memicu kemarahan negara-negara Muslim dan dunia.