Jumat 22 Sep 2023 07:05 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assad Melawat ke Cina

Itu kunjungan perdana Assad ke Negeri Tirai Bambu sejak pecahnya konflik sipil 2011

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi Cina.
Foto: AP
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi Cina. Dia tiba di kota Hangzhou pada Kamis (21/9/2023) sore waktu setempat. Itu merupakan kunjungan perdana Assad ke Negeri Tirai Bambu sejak pecahnya konflik sipil di Suriah pada 2011.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning mengungkapkan, Assad sudah diagendakan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping. “Presiden Xi Jinping serta para pemimpin Cina lainnya akan bertemu dengannya dan mereka akan bertukar pandangan mendalam mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” ucapnya dalam pengarahan pers, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Baca Juga

“Kami percaya bahwa kunjungan Presiden Bashar al-Assad akan semakin memperdalam rasa saling percaya politik dan kerja sama di berbagai bidang antara kedua negara serta membawa hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” tambah Mao.

Mao mengatakan, Cina dan Suriah menjalin persahabatan mendalam. Suriah, kata dia, merupakan salah satu negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing. Damaskus pun menjadi salah satu sponsor resolusi Majelis Umum PBB yang memulihkan kursi sah Cina di PBB.

Menurut Mao, sejak terjalinnya hubungan diplomatik Cina-Suriah 67 tahun lalu, hubungan bilateral kedua negara terus mengalami pertumbuhan yang baik dan stabil. “Presiden Suriah Bashar al-Assad sangat mementingkan hubungan Cina-Suriah. Ini adalah kunjungan keduanya ke Cina sejak ia menjabat sebagai presiden,” ujarnya.

Kunjungan perdana Assad ke Cina terjadi pada 2004. Kunjungan tersebut sekaligus menandai lawatan perdana seorang kepala negara Suriah sejak terbangunnya hubungan diplomatik dengan Beijing pada 1956.

Dukungan Cina Atas Kembalinya Suriah ke Liga Arab

Cina adalah salah satu negara non-Arab yang sangat menyambut bergabungnya kembali Suriah ke Liga Arab pada Mei lalu. Beijing menilai, hal itu akan mendorong persatuan dan revitalisasi dunia Arab.

“Cina menyambut dan memberi selamat kepada Suriah atas kembalinya ke Liga Arab. Kami yakin ini kondusif bagi kekuatan dan persatuan negara-negara Arab, perkembangan dan revitalisasi dunia Arab, serta perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Ini melayani kepentingan jangka panjang negara-negara Arab,” kata Juru Bicara Kemenlu Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers 8 Mei 2023 lalu.

Dia mengungkapkan Cina selalu mendukung negara-negara Arab dalam membangun kekuatan melalui persatuan. Oleh sebab itu Beijing secara aktif mendukung Suriah agar dapat kembali bergabung dengan Liga Arab.

Wang mengatakan, pada April lalu, Utusan Khusus Cina untuk Masalah Timur Tengah Zhai Jun mengunjungi Suriah. Zhai berdiskusi dengan para pejabat Suriah tentang upaya politik untuk menyelesaikan krisis di negara tersebut dan memfasilitasi kembalinya Damaskus ke Liga Arab.

“Baru-baru ini, Cina mengirim gugus tugas ke negara-negara Arab yang relevan untuk diskusi mendalam tentang kembalinya Suriah ke Liga Arab. Atas undangan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Qin Gang, Menlu Suriah Faisal Mekdad akan segera mengunjungi Cina. Sebagai teman tulus Suriah dan negara-negara Arab lainnya, Cina menyambut baik dan mendukung solidaritas Arab serta akan terus bekerja tanpa henti sampai akhir,” ucap Wang.

Dalam pemungutan suara yang digelar di Kairo, Mesir, pada 7 Mei 2023 lalu, perwakilan negara-negara anggota Liga Arab sepakat untuk merangkul kembali Suriah sebagai anggota. Kesepakatan itu tercapai beberapa hari setelah menlu Yordania, Suriah, Arab Saudi, Irak, dan Mesir menggelar pertemuan di Amman untuk membahas perihal pencapaian solusi politik untuk krisis Suriah. Kursi keanggotaan diberikan lagi kepada Damaskus menjelang perhelatan KTT Liga Arab yang digelar di Arab Saudi.

Ketika konflik di Suriah pecah pada 2011, Liga Arab memutuskan mendepak Damaskus sebagai anggota. Liga Arab mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Suriah dikucilkan oleh dunia Arab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement