Rabu 27 Sep 2023 09:46 WIB

Hutan Hujan Amazon Hadapi Kekeringan Parah Berdampak ke Sekitar 500 Ribu Orang

Negara bagian Amazonas mengumumkan keadaan darurat lingkungan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Hutan hujan Amazon
Foto: Jorge.kike.medina/wikimedia
Hutan hujan Amazon

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Hutan hujan Amazon di Brasil menghadapi kekeringan parah yang dapat memengaruhi sekitar 500 ribu orang hingga akhir tahun, pihak berwenang mengatakan pada Selasa (26/9/2023).

Banyak yang sudah berjuang untuk mengakses transportasi yang dipasok melalui air, untuk mendapatkan kebutuhan penting seperti makanan dan air. Karena alat transportasi utama di wilayah tersebut adalah jalur air, dan tingkat ketinggian permukaan air sungai secara historis rendah. Kekeringan juga berdampak pada penangkapan ikan, yang merupakan mata pencaharian bagi banyak masyarakat asli di tepi sungai Amazon. 

Baca Juga

Negara bagian Amazonas mengumumkan keadaan darurat lingkungan dua minggu yang lalu sebagai tanggapan atas kekeringan yang berkepanjangan dan meluncurkan rencana tanggap darurat senilai 20 juta dolar AS. Pihak berwenang juga akan mendistribusikan pasokan makanan dan air serta peralatan kebersihan pribadi, kata badan pertahanan sipil negara bagian dalam sebuah pernyataan.

Gubernur Wilson Lima berada di ibukota Brasilia, Brasilia, pada hari Selasa untuk bertemu dengan perwakilan pemerintah federal. Lima berbicara dengan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva untuk membahas kekeringan. 

Berbagai tingkat pemerintahan akan "mengkoordinasi' langkah-langkah untuk mendukung orang-orang yang tinggal di kota-kota yang terkena dampak," kata Lima di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada hari Ahad lalu.

Lima belas kotamadya berada dalam keadaan darurat pada hari Selasa (26/9/2023), itu sementara 40 lainnya dalam keadaan siaga, kata otoritas pertahanan sipil.

Menurut pelabuhan Manaus, yang memantau ketinggian air, ketinggian air sungai mencapai 16,7 meter (55 kaki) pada hari Selasa, sekitar enam meter (20 kaki) di bawah ketinggian air pada hari yang sama tahun lalu. Tingkat air terendah tercatat pada 24 Oktober 2010, ketika sungai turun menjadi 13,6 meter (sekitar 45 kaki).

Kekeringan ini diperkirakan akan berlangsung lebih lama dan lebih intens karena fenomena iklim El Nino, yang menghambat pembentukan awan hujan, kata otoritas pertahanan sipil.

Perubahan iklim memperburuk kekeringan dengan membuat kekeringan menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih parah. Suhu yang lebih hangat meningkatkan penguapan, yang mengurangi air permukaan dan mengeringkan tanah dan vegetasi. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement