Senin 02 Oct 2023 14:03 WIB

Korut Salahkan AS Atas Serangan Kedubes Kuba

Serangan terhadap Kedubes Kuba di Washington baru-baru hasil dari sikap anti-Kuba AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Korut mengatakan serangan terhadap Kedutaan Besar Kuba di Washington baru-baru hasil dari sikap
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Korut mengatakan serangan terhadap Kedutaan Besar Kuba di Washington baru-baru hasil dari sikap

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) membiarkan aksi "terorisme" terhadap Kuba di wilayah AS. Korut mengatakan, serangan terhadap Kedutaan Besar Kuba di Washington baru-baru ini hasil dari sikap "anti-kuba" AS yang tercela.

Dalam pernyataannya, Ahad (1/10/2023), Kementerian mengatakan AS mengabaikan keamanan misi Kuba dan hanya memasukan negara-negara yang tidak mereka sukai seperti Kuba ke dalam daftar negara sponspor teroris. Kuba, Korut, Suriah, dan Iran masih dalam daftar tersebut.

Baca Juga

Dalam serangan ke Kedutaan Besar Kuba pada 24 September lalu pelaku menggunakan dua bom molotov. Tidak ada korban yang terluka atau kerusakan signifikan.

Juru bicara Korut mengatakan insiden itu merupakan "serangan teroris mengerikan." Juru bicara menambahkan terdapat pola yang sama dengan insiden tahun 2020 di kedutaan yang sama ketika seseorang melepaskan tembakan senjata laras panjang ke arah gedung kedutaan.

"Hal ini membuktikan bahwa insiden-insiden yang disebutkan di atas dilakukan dengan jelas dengan bantuan diam-diam dari pemerintah AS," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita resmi KCNA.

Pihak berwenang AS menangkap dan mendakwa seorang pria segera setelah penembakan tahun 2020.

Amerika Serikat, kata dia, seharusnya "mengakui kesalahan tidak hanya untuk insiden baru-baru ini, tetapi juga untuk semua kasus teroris di masa lalu dan menyelidiki kebenarannya untuk menunjukkan kesungguhannya," daripada berfokus pada penyebutan nama-nama negara sebagai sponsor terorisme.

"Hal ini membuktikan insiden-insiden yang disebutkan di atas dilakukan dengan jelas dengan bantuan diam-diam dari pemerintah AS," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu dalam pernyataan yang disampaikan kantor berita KCNA.

Pihak berwenang AS menangkap dan mendakwa seorang pria dalam penembakan tahun 2020.

"(AS seharusnya) mengakui kesalahan tidak hanya untuk insiden terbaru tetapi juga untuk semua kasus teroris pada masa lalu dan menyelidiki kebenarannya untuk menunjukkan kesungguhannya, daripada fokus pada menunjuk negara-negara lain sebagai sponsor terorisme," katanya.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan AS mengutuk keras serangan tersebut. Ia menambahkan penegak hukum AS akan menyelidikinya insiden itu.

Namun, Secret Service mengatakan, belum ada yang ditahan selama penyelidikan berlangsung. Kedutaan Kuba di AS dibuka kembali pada tahun 2015 ketika Kuba dan AS memulihkan hubungan diplomatik.

Havana mengatakan tidak masuk akal bagi Washington untuk tetap memasukkan Kuba ke dalam daftar terorisme dan mempertahankan embargo ekonomi era Perang Dingin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement