REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer Cina merilis sebuah film pendek animasi pada Hari Nasional yang menunjukkan potongan-potongan lukisan pada gulung yang terbelah menjadi dua lebih dari 300 tahun yang lalu yang disatukan kembali. Kisah yang dirangkai ini dibentangkan dalam sebuah acara yang menunjukkan tekad Cina daratan untuk membawa Taiwan dalam pangkuan unifikasi satu pemerintahan.
Potongan-potongan "The Dwelling in the Fuchun Mountains", salah satu lukisan kuno Cina yang paling terkenal, disimpan secara terpisah di museum-museum di Cina dan Taiwan. Sebagai negara pulau yang diperintah secara demokratis, Taiwan hingga kini masih diklaim oleh Beijing sebagai salah satu provinsinya, dan yang memiliki hak untuk mengambil alih secara paksa.
Pada Hari Nasional pada Ahad (1/10/2023), Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat, yang sering mengenalkan video latihan perang di sekitar Taiwan, merilis film pendek animasi berjudul "Mimpi yang Menjadi Kenyataan di Sungai Fuchun", yang menarik bagi akar budaya yang sama dari orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan.
Film ini menampilkan dua peri, yang mewakili dua bagian dari lukisan karya master dinasti Yuan, Huang Gongwang, yang dicabik-cabik pada abad ke-17 oleh salah satu pemiliknya. Pada akhir film, kedua karakter tersebut bersatu, secara ajaib membuat lukisan itu utuh kembali.
Bagian yang lebih pendek dari gulungan tersebut, yang dikenal sebagai "Gunung yang Tersisa", dengan panjang sekitar 51 cm, berada di Museum Provinsi Zhejiang di kota Hangzhou. Museum Istana Nasional Taiwan telah menyimpan "Gulungan Master Wuyong" sepanjang 640 cm sejak tahun 1950-an.
Kedua karya tersebut dipertemukan kembali pada tahun 2011 ketika Cina meminjamkan fragmennya ke museum Taiwan selama dua bulan. Kala itu menjadi masa selama periode hubungan yang lebih hangat ketika Taiwan mengejar kebijakan pemulihan ekonomi dengan Cina.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan mendinginnya hubungan antara kedua negara, Cina daratan telah meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan. Ketegangan semakin kuat, ketika latihan militer selama satu bulan terakhir, yang menurut Beijing ditargetkan untuk memerangi pasukan separatis.
Pada saat yang sama, Cina sedang menyusun rencana ambisius untuk "mengintegrasikan" ekonomi provinsi Fujian dan Taiwan, di kedua sisi Selat Taiwan. Di wilayah tersebut, Beijing menawarkan perusahaan-perusahaan Taiwan berkesempatan untuk mengambil bagian dalam rencana pembangunan bersama, yang walaupun telah ditolak keras oleh Taipei.
Sementara Cina berusaha merayu Taiwan dengan janji-janji keuntungan ekonomi. Dan berbagai ancaman untuk mengambil alih Taiwan secara paksa tak henti-hentinya muncul.
Dalam kisah animasi itu, selama perjalanan kedua peri dalam film ini, Komando Teater Timur menyisipkan bidikan formasi kapal induk dan jet tempur J-20, yang mengingatkan pemirsa akan kemampuan Cina di medan perang.