REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pemerintah Inggris mengusulkan untuk melarang generasi muda membeli rokok. Langkah ini akan membuat Inggris menjadi salah satu negara dengan kebijakan paling keras terhadap rokok dan diperkirakan akan memukul pendapatan perusahaan tembakau.
Dalam dokumen rancangan usulan tersebut dikatakan, bila undang-undang ini diloloskan, batas usia warga yang dapat untuk membeli rokok dinaikan satu tahun setiap tahun sehingga tidak ada lagi generasi muda yang akan merokok paling cepat 2040.
“Anak usia 14 tahun saat ini tidak akan pernah dapat membeli rokok secara legal,” kata Perdana Menteri Rishi Sunak pada konferensi Partai Konservatif, Kamis (5/10/2023).
Ia mengatakan, merokok merugikan layanan kesehatan Inggris sebesar 17 miliar pound per tahun. Ia menambahkan pemerintah juga perlu mengambil tindakan terhadap vaping generasi muda.
Berdasarkan dokumen pengarahan usulan tersebut, pemerintah akan berkonsultasi mengenai pembatasan rasa dan deskripsi vape serta mempertimbangkan pengaturan pengemasan dan penyajian vape.
Kelompok kampanye Action on Smoking and Health (Aksi Merokok dan Kesehatan) menyambut baik rencana Sunak. Lembaga itu mengatakan rencana tersebut dapat mempercepat hari ketika rokok sudah tidak lagi diperlukan.
Industri tembakau mengkritik usulan tersebut. Asosiasi Produsen Tembakau mengatakan rencana ini merupakan "serangan yang tidak proporsional" terhadap hak-hak orang dewasa dan akan memicu perdagangan pasar gelap.
“Pelarangan produk legal selalu mempunyai efek samping yang berbahaya dan membuka pintu bagi kelompok kriminal untuk menjual produk ilegal,” katanya.
Imperial Brands yang membuat rokok Winston dan tembakau linting Golden Virginia, juga memperingatkan larangan tersebut mengancam “konsekuensi yang tidak diinginkan”. Lucky Strike dan Dunhill British American Tobacco mengatakan proposal tersebut akan sulit untuk ditegakkan.
Kebijakan merokok perlu melalui pemungutan suara bebas di parlemen Inggris. Artinya, anggota parlemen dapat memilih sesuka mereka dan tidak sesuai dengan kebijakan partai.
Jika disahkan, Inggris akan menjadi negara pertama di Eropa yang bergabung dengan Selandia Baru , yang mengumumkan rencana serupa tahun lalu. Para akademisi mengatakan meningkatkan batas usia merokok berhasil mengurangi angka merokok di kalangan anak muda di seluruh dunia.
Pengamat mengatakan perubahan ini dapat merugikan perusahaan-perusahaan yang memperoleh sebagian besar pendapatannya dari menjual tembakau di Inggris seperti Japan Tobacco, Camel and Benson & Hedges, dan Imperial Brands.
Analis dari bank Jefferies Group, Owen Bennett mengatakan meskipun dampak jangka pendeknya mungkin kecil, seiring berjalannya waktu dampak larangan tersebut “secara bertahap bisa menjadi nyata." Ia menambahkan perokok berusia 18-25 tahun merupakan 10 persen dari perokok dewasa di Inggris saat ini.