REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan, Tokyo akan membeli rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat lebih cepat dari rencana semula sebagai respons atas meningkatnya tantangan keamanan di Asia. Kihara menyampaikan pernyataan ini dalam pertemuan tatap muka pertamanya dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Washington pada Rabu (4/10/2023) waktu setempat.
Untuk memperoleh kemampuan serangan balik yang dapat membidik pangkalan musuh, Jepang berniat membeli 400 unit rudal Tomahawk yang memiliki jangkauan serangan sekitar 1.600 kilometer, kata kantor berita Kyodo.
Kedua menteri pertahanan menyatakan, pembelian rudal Tomahawk Block-4 baru dimulai pada tahun fiskal 2025. Untuk itu, mereka tidak secara resmi menyebut pengumuman itu sebagai perjanjian karena masih perlu disetujui oleh Kongres AS, kata seorang pejabat Jepang.
Jepang awalnya berencana membeli rudal model terbaru Tomahawk Block-5 pada tahun fiskal 2026 dan 2027 untuk ditempatkan pada kapal-kapal perusak kelas Aegis milik Pasukan Bela Diri Maritim. Kini, mereka akan mengadakan sebanyak 200 unit rudal Tomhawk model sebelumnya antara tahun fiskal 2025 dan 2027.
Sisa kesepakatan tersebut akan terdiri atas rudal-rudal Tomahawk jenis baru, yang akan dikirimkan sesuai rencana awal. Kihara menegaskan bahwa perubahan jadwal ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanan Jepang lebih cepat lagi.
Pemerintah Jepang telah mengalokasikan 211,3 miliar yen (Rp 22,13 triliun) dalam anggaran tahun fiskal 2023 untuk mengadakan rudal-rudal ini. Mengingat sebagian besar rudal yang diperoleh adalah model lama, maka penyesuaian tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya pengadaan secara keseluruhan.