REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang muslimah Prancis yang juga jurnalis, dan pemerhati isu sosial politik, Samira Yusuf bercerita soal invasi kutu busuk di Prancis di tengah kebijakan pemerintah Prancis yang kontroversial, yakni larangan menggunakan abaya.
Samira mengatakan, ketika wabah kutu busuk melanda, warga Paris justru menghindari menggunakan pakaian minim dan terbuka lalu memilih pakaian panjang dan tertutup.
Hal ini dilakukan untuk melindungi kulit dan tubuh mereka agar terhindar dari gigitan kutu busuk yang merayap di berbagai tempat dan fasilitas publik. Faktanya Paris, saat ini sedang bergulat dengan invasi yang tak terduga dan meresahkan dari serangga kutu busuk.
Ketika pemerintah setempat berusaha untuk memerangi serangan tersebut, sebuah perdebatan menarik muncul mengenai pakaian yang tepat untuk melindungi diri dari hama ini.
Untuk mengatasi wabah kutu busuk, para ahli sekarang menyarankan warga untuk menutupi tubuh mereka sebagai tindakan pencegahan. Pengamat dan pemerintah pun akhirnya meminta warga untuk menutupi tubuh mereka, menghindari gigitan kutu busuk ini.
Padahal, menurut dia, kurang dari sebulan lalu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan penggunaan Abaya atau baju panjang bagi siswa wanita di sekolah. Maka masalah kutu busuk telah melahirkan kekhawatiran mengenai keseimbangan antara kebebasan pribadi dan kesehatan masyarakat. Meskipun pemerintah Prancis percaya bahwa melarang pakaian yang menutupi seluruh tubuh di sekolah sangat penting untuk integrasi dan keamanan.
"Wabah kutu busuk telah menyebabkan pergeseran perspektif," tulis Samira dalam kritiknya di The Islamic Information, Kamis (5/10/2023).
Saat ini, menurut dia, semua warga negara Prancis, terlepas dari latar belakang budaya mereka, akhirnya memilih untuk mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang. Hal ini untuk melindungi diri mereka dari gigitan serangga invasif kutu busuk yang tidak diinginkan ini.
Situasi unik ini menyoroti kemampuan beradaptasi dan ketahanan penduduk Prancis dalam menghadapi kesulitan. Warga Paris melakukan upaya kolektif untuk mengatasi krisis kutu busuk, meskipun itu berarti memodifikasi pilihan pakaian mereka untuk sementara waktu.
"Kesimpulannya, wabah kutu busuk di Paris telah mendorong warga Prancis untuk memprioritaskan perlindungan pribadi dengan menutupi tubuh mereka," katanya.