Ahad 08 Oct 2023 16:43 WIB

Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, Lebih dari 2.000 Orang Tewas

Pusat gempa berada sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut kota Herat

Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Gempa bumi dahsyat menewaskan sedikitnya 2.000 orang di Afghanistan barat, kata juru bicara pemerintah Taliban, Ahad (8/10/2023). Ini adalah salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda negara ini dalam dua dekade.

"Gempa berkekuatan 6,3 skala richter tersebut diikuti oleh gempa susulan yang kuat pada hari Sabtu (7/10/2023)," kata juru bicara otoritas manajemen bencana nasional Afghanistana.

Baca Juga

Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan pusat gempa berada sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut kota Herat. Disusul oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, berkekuatan 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil.

Pada hari Ahad, orang-orang berusaha mencari korban tewas dan terluka dengan mengggali reruntuhan bangunan dengan tangan mereka, memanjat bebatuan dan puing-puing. Banyak korban yang masih terjebak di bawah bangunan yang roboh.

Sebuah video yang dibagikan secara online menunjukkan orang-orang menyelamatkan seorang bayi perempuan dari reruntuhan bangunan setelah terkubur hingga ke lehernya dalam puing-puing.

Sebuah tangan terlihat menggendong tubuh bayi tersebut saat tim penyelamat mengeluarkan anak tersebut dari dalam tanah. Tim penyelamat mengatakan itu adalah ibu dari bayi tersebut.

Abdul Wahid Rayan, juru bicara Kementerian Informasi dan Kebudayaan, mengatakan pada hari Ahad bahwa jumlah korban tewas lebih tinggi dari yang dilaporkan semula. Desa-desa telah hancur, dan ratusan warga sipil terkubur di bawah puing-puing, katanya sambil menyerukan bantuan segera.

Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan mencatat,selain 2.060 orang tewas, 1.240 orang luka-luka dan 1.320 rumah rusak total. Setidaknya selusin tim telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk dari militer dan organisasi nirlaba seperti Bulan Sabit Merah.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement