Senin 16 Oct 2023 07:59 WIB

Kembali ke Israel, Menlu AS: Negara-Negara Arab tak Ingin Perang Palestina-Israel Meluas

Menlu AS mengunjungi beberapa negara Arab dan menyimpulkan tak ingin perang meluas

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan kembali ke Israel usai mengunjungi beberapa negara arab
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan kembali ke Israel usai mengunjungi beberapa negara arab

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan kembali ke Israel pada Senin (16/10/2023), untuk membicarakan "jalan ke depan" setelah beberapa hari melakukan diplomasi ke negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Mesir, Qatar, dan Yordania.

Menurut Blinken, sikap negara-negara Arab ini sejalan dengan tekad Amerika Serikat. Yakni untuk memastikan konflik Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, tidak menyebar ke tempat lain di wilayah tersebut.

Baca Juga

Perang antara Israel dan Palestina ini telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa hal ini dapat memicu perang regional yang lebih luas.

"Ada tekad di setiap negara yang saya kunjungi, untuk memastikan bahwa konflik ini tidak menyebar," kata Blinken kepada para wartawan saat ia bersiap untuk meninggalkan Kairo. "Mereka menggunakan pengaruh mereka sendiri, hubungan mereka sendiri, untuk memastikan bahwa hal ini tidak terjadi."

Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada hari Ahad (15/10/2023), dan kemudian Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo, di mana ia menerima penilaian yang blak-blakan dari Sisi mengenai tanggapan Israel terhadap serangan Hamas yang menewaskan 1.300 orang.

"Reaksi (Israel) melampaui hak untuk membela diri, berubah menjadi hukuman kolektif bagi 2,3 juta orang di Gaza," kata Sisi kepada Blinken dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas. Jet-jet tempur dan artileri Israel telah membuat Gaza menjadi sasaran pengeboman paling intens yang pernah ada, membuat daerah kantong tersebut berada dalam pengepungan total. Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.450 orang telah terbunuh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement