Jumat 20 Oct 2023 09:08 WIB

Cina: Gencatan Senjata dan Koridor Kemanusiaan di Gaza tak Bisa Dilakukan Gara-Gara AS

Cina sangat kecewa atas penolakan AS terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

DK PBB seharusnya bisa menjalankan perannya untuk mewujudkan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
DK PBB seharusnya bisa menjalankan perannya untuk mewujudkan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak dapat menjalankan tugasnya karena veto Amerika Serikat terhadap usulan resolusi tentang perang Palestina-Israel.

"Cina sangat kecewa atas penolakan AS terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Padahal karena ketegangan terus meningkat, DK PBB perlu mendengarkan seruan dari banyak negara Arab dan rakyat Palestina dan menjalankan perannya untuk mewujudkan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih buruk," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Kamis (19/10/2023).

Baca Juga

Pada Rabu (18/10/2023), AS mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB yang diusulkan oleh Brazil untuk menuntut jeda kemanusiaan di Gaza. Resolusi yang ditentang oleh AS itu mendapat dukungan 12 negara anggota DK PBB, sementara Rusia dan Inggris menyatakan abstain.

Resolusi yang dirancang Rusia yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pun gagal disahkan pada Senin (16/10/2023).

"Wakil Tetap Cina untuk PBB telah menjelaskan posisi kami secara panjang lebar setelah pemungutan suara. Konflik Palestina-Israel terus meningkat sehingga menimbulkan banyak korban sipil dan krisis kemanusiaan serta pukulan telak terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan," tambah Mao Ning.

Cina, menurut Mao Ning, mendukung DK PBB dalam memainkan perannya dan melakukan semua upaya yang bertujuan meredakan situasi dan memulihkan perdamaian.

"Selama beberapa hari berturut-turut, DK PBB telah terlibat dalam diskusi mendalam mengenai rancangan resolusi untuk Palestina dan membangun konsensus. Mayoritas negara, khususnya negara-negara Arab, mendukung DK PBB agar mengambil tindakan sesegera mungkin," ungkap Mao Ning.

Terkini, Israel diyakini berada di balik pemboman Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Gaza pada Selasa (17/10/2023) malam waktu setempat, yang menewaskan sekitar 500 orang.

"Cina terkejut dan mengutuk keras serangan terhadap rumah sakit di Gaza yang memakan banyak korban jiwa. Kami berduka atas para korban dan menyampaikan simpati kepada mereka yang terluka," katanya.

Mao Ning menyebut Cina menyerukan gencatan senjata segera dan penghentian permusuhan, pemenuhan kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional dan segala upaya untuk melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih buruk.

Terkait dengan kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel pada Kamis (19/10/2023) untuk menjanjikan dukungan Amerika terhadap Israel melawan Hamas, Mao Ning berharap AS dapat memberikan contoh yang adil.

"Dalam menghadapi isu-isu yang menjadi titik panas internasional dan regional, negara-negara besar harus bersikap obyektif dan adil, bersikap tenang dan menahan diri, serta memberi contoh dalam mematuhi hukum internasional," katanya.

Ia pun berharap agar AS dapat mendorong Israel mau melakukan solusi diplomasi.

"Kami berharap AS dapat memainkan peran konstruktif dan mengembalikan permasalahan ke jalur penyelesaian politik," tambahnya.

Konflik terbaru di Timur Tengah dipicu pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina yang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan "Operasi Pedang Besi" di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat tidak mendapatkan akses listrik dan air, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.

Lebih dari 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak dimulainya operasi Hamas, sementara sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas dalam serangan balasan Israel di Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement