REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menyerukan Israel dan Palestina untuk duduk di meja perundingan sesegera mungkin. Hal itu disampaikan di tengah kekhawatiran semakin brutalnya pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Aleksey Zaitsev mengatakan, pendekatan Moskow didasarkan pada kerangka hukum internasional penyelesaian masalah Timur Tengah, termasuk resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.
“Tanpa menyelesaikan tugas ini, mustahil membicarakan stabilisasi jangka panjang di kawasan Timur Tengah dan itulah sebabnya kami menyerukan Israel dan Palestina untuk segera meluncurkan perundingan langsung untuk membahas semua masalah yang diperdebatkan,” ucapnya dalam pengarahan pers, Jumat (20/10/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia menambahkan, rangkaian peristiwa tragis yang sedang berlangsung menekankan sangat mendesaknya kebutuhan untuk segera memulai upaya kolektif guna menyediakan kondisi bagi peluncuran prorses negosiasi skala penuh. “Kami siap untuk ini dan, seperti yang kami pahami, sebagian besar mitra konstruktif kami juga siap untuk ini,” ujar Zaitsev.
Zaitsev menekankan, Rusia secara konsisten memegang teguh pendirian negara merdeka Palestina sesuai perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, hidup berdampingan bersama Israel. Pada Kamis (19/10/2023) lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pasukan negaranya yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza.
Pada kesempatan itu, dia mengisyaratkan kesiapan Israel meluncurkan operasi pertempuran darat ke Gaza. “Anda sekarang melihat Gaza dari kejauhan. Anda akan segera melihatnya dari dalam. Perintah akan datang,” kata Gallant kepada para prajurit Israel. Selama ini Israel diketahui hanya melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza.
Dalam pertemuan dengan pasukan Israel, Gallant pun mengingatkan mereka tentang akan sengitnya peperangan. “Pertempuran ini akan sangat luas, sulit, dan kita akan bertindak tepat, tajam, dan mematikan. Namun akan ada harga untuk itu, dan kita juga memiliki harga yang harus dibayar. Tapi kita akan terus melanjutkannya sampai kita menyelesaikan operasi ini sepenuhnya,” ucapnya.
Secara terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menemui pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza. Dia menyemangati para tentaranya. “Kita akan menang dengan kekuatan penuh,” ujar Netanyahu.
Pertempuran terbaru antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga di Jalur Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel telah melampaui 4.000 jiwa.
Serangan udara Israel yang intens juga mengakibatkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. Kondisi di Jalur Gaza semakin memburuk karena konvoi bantuan kemanusiaan masih tak diizinkan memasuki wilayah tersebut.