Senin 23 Oct 2023 16:10 WIB

Perang Israel-Palestina, di Mana Dunia Arab?

IUMS mempertanyakan komunitas Arab yang tak banyak bertindak untuk Palestina

Warga Palestina mencari korban selamat pasca bombardir Israel di Jalur Gaza di Deir Al-Balah, Ahad (22/10/2023). Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza yang mengakibatkan permukiman warga luluh lantak dan korban jiwa warga Palestina.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mencari korban selamat pasca bombardir Israel di Jalur Gaza di Deir Al-Balah, Ahad (22/10/2023). Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza yang mengakibatkan permukiman warga luluh lantak dan korban jiwa warga Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) Ali Muhiuddin Al-Qurra Daghi mempertanyakan komunitas Arab yang tak banyak bertindak ketika Israel menyerang Palestina habis-habisan. Menurutnya, apa yang sedang terjadi di Gaza sama dengan peristiwa Holocaust Nazi, dan diduga merupakan upaya pembersihan etnis

“Ketika kita melihat Gaza membara dan rakyatnya menderita, kita sedang menghadapi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di zaman modern,” kata Ali Muhiuddin dalam media sosial X.

Baca Juga

“Anak-anak dibunuh dan perempuan sekarat, sementara rakyat Palestina berusaha mempertahankan tanah dan hak-hak mereka. Gambar dan laporan-laporan yang kami terima dari Gaza menunjukkan tragedi yang dialami rakyat Palestina, tetapi pertanyaannya adalah: Di mana para pemimpin Muslim?” ujar dia pada Ahad (22/10/2023).

“Di manakah orang-orang yang mengaku sebagai orang yang mempunyai hati nurani?” dia mempertanyakan.

Dia menekankan bahwa para pemimpin dan penguasa Muslim Arab harus segera melakukan intervensi untuk mengakhiri kekejaman dan penindasan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

“Nyawa orang tak berdosa hilang hari demi hari, bahkan ketika mereka sedang berada di rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman ... masjid dan gereja dihancurkan, dan dunia diam saja menyaksikan mimpi buruk ini," ucap dia.

Dia juga mempertanyakan posisi dunia Arab dan Islam dalam menghadapi ketegangan antara Israel dan Palestina. Dia mengkritik para pemimpin Muslim tampaknya telah melupakan identitas rakyat Palestina dan fokus pada kepentingan pribadi mereka daripada mengambil tindakan untuk membantu rakyat Gaza.

Ia lebih lanjut bertanya: “Di manakah organisasi-organisasi internasional dan organisasi hak asasi manusia? ... Mengapa mereka diam?”

Dia mengakui bahwa ada peran dari para pemimpin Barat dalam memperburuk situasi di Gaza.

“Apa yang sedang terjadi di Gaza adalah perang Holocaust Nazi, yang diduga merupakan upaya pembersihan etnis,” kata dia.

Ia juga mempertanyakan keberadaan PBB, organisasi-organisasi hak asasi manusia, para pemimpin gereja dan Paus Vatikan. "Di mana kalian, orang-orang Barat yang mengaku membela hak asasi manusia? Apakah kalian akan terus melihat dan menutup mata terhadap kekejaman ini?”

“Kita tidak bisa mengabaikan tragedi yang dialami rakyat Palestina di Gaza. Kita memerlukan aksi dan solidaritas global untuk menghadapi kejahatan-kejahatan ini dan menghentikan kemunduran kemanusiaan di kawasan ini," tambah dia.

“Diam dan tidak bertindak apa-apa tidak akan menggantikan sikap kuat dan kerja sama internasional,” tegasnya.

Dia mendesak semua orang untuk “mendukung rakyat Palestina dan mendukung mereka dalam perjuangan yang adil untuk mendapatkan kembali hak-hak dan kebebasan mereka.”

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement