REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel meragukan keakuratan jumlah kematian warga Palestina yang dirilis Kementerian Kesehatan di Gaza akibat agresinya ke wilayah tersebut. Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah terlebih dulu menyuarakan keraguannya atas data korban di Gaza.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Arabiya, Kamis (26/10/2023), juru bicara (jubir) perdana menteri Israel untuk media Arab, Ofir Gendelman, meminta media-media Arab, termasuk Barat, agar tidak lekas mempercayai angka-angka yang dirilis Hamas.
“Dari mana datanya berasal? Itu dari Kementerian Kesehatan yang menerima perintah dari Kementerian Informasi Hamas dan jubir teroris Hamas. Tidak ada data independen,” ujar Gendelman mengomentari jumlah korban yang terbunuh akibat agresi Israel ke Gaza.
Watch: In an interview with Al Arabiya, #Israeli government spokesperson Ofir Gendelman questions the accuracy of the death toll provided by Palestinian authorities in the #Gaza Strip and accuses #Hamas of inflating the numbers.
Read more: https://t.co/GyfZYBCQqF pic.twitter.com/kfwcsdpHkU
— Al Arabiya English (@AlArabiya_Eng) October 26, 2023
Ketika ditanya apakah menurutnya jumlah korban tewas yang dipublikasikan oleh organisasi internasional atau PBB akurat, dia mengatakan semua organisasi di Gaza tunduk pada perintah Hamas. “Mereka takut pada Hamas. Dalam beberapa kasus, tim tersebut adalah warga Palestina yang tergabung dalam Hamas,” ucap Gendelman.
Di tengah wawancara, Al Arabiya menerima laporan bahwa Kementerian Kesehatan di Gaza telah merilis dokumen berisi daftar nama warga Gaza, lengkap dengan jenis kelamin, usia, dan nomor kependudukan, yang tewas akibat serangan Israel. Terdapat 7.028 nama dalam daftar setebal 212 halaman tersebut.
Al Arabiya kemudian menyampaikan informasi tersebut kepada Gendelman. “Ini adalah daftar nama dan nomor identitas, tapi di mana mayat-mayatnya? Di mana buktinya? Kami dapat memberi Anda 10 ribu nama dan 100 ribu nama, tetapi ini tidak membuktikan mereka dibunuh,” ujar Gendelman merespons penerbitan daftar nama korban terbunuh tersebut.
Gendelman kemudian menuduh Hamas terus berbohong ketika ditanya tentang penolakan Israel atas keraguan mengenai klaimnya bahwa 1.400 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas. “Hamas berbohong. Hamas mengarang fakta untuk mendukung ceritanya,” ucapnya.
Ketika diberitahu bahwa Otoritas Palestina dan Hamas menuduh Israel melakukan hal yang sama, Gendelman menuding keduanya mengarang fakta dan mempertanyakan kredibilitas mereka. “Otoritas Palestina tidak memiliki kredibilitas. Hamas membesar-besarkan jumlah korban dan mengatakan semua korban tewas adalah warga sipil,” kata Gendelman.
“Berapa banyak teroris yang terbunuh? Apakah Hamas mengakui ada terorisnya yang dibunuh? Tidak, karena mereka berusaha menggambarkan semua korban jiwa sebagai warga sipil yang tidak bersalah,” tambah Gendelman.
Harga perang....