Rabu 01 Nov 2023 11:33 WIB

From The River to The Sea dan Maknanya Bagi Palestina

'From The River to The Sea, Palestine Will Be Free'

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Slogan 'From river to the sea, Palestine will be free' menggema dalam aksi solidaritas untuk Palestina di seluruh dunia.
Foto:

Para pendukung Israel berpendapat bahwa mempertahankan negara mayoritas Yahudi diperlukan untuk keamanan Yahudi setelah Holocaust. Mereka berpendapat, pembentukan negara sekuler berisiko melemahkan hal ini.

Saat menulis untuk majalah Yahudi Forward pada 2018, sejarawan Maha Nassar menyatakan, tidak pernah ada posisi resmi Palestina yang menyerukan pengusiran paksa orang-orang Yahudi dari Palestina. Menurutnya slogan tersebut tidak pernah bermaksud demikian.

“Ini adalah bagian dari seruan yang lebih besar untuk mewujudkan negara demokrasi sekuler yang didirikan di seluruh wilayah bersejarah Palestina. Palestina berharap negaranya bebas dari segala bentuk penindasan, baik dari rezim Israel maupun Arab," ujar Nassar, dilansir Middle East Eye.

Nassar mengatakan, banyak warga Palestina berpikir bahwa  dalam satu negara demokratis, banyak warga Yahudi Israel akan secara sukarela pergi, seperti yang dilakukan pemukim Perancis di Aljazair ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaannya dari Perancis. “Keyakinan mereka berasal dari konteks anti-kolonial di mana gerakan pembebasan Palestina muncul," ujar Nasser.

Beberapa orang mengklaim bahwa terminologi tersebut mengandung maksud genosida.  Pada tahun 1966, pemimpin Suriah, Hafez al-Assad mengecam perebutan tanah oleh penjajah Israel.

“Kami hanya akan menerima perang dan pemulihan tanah yang direbut untuk mengusir Anda, para agresor, dan membuang Anda ke laut selamanya," ujar al-Assad.

Sementara Hamas mengatakan, slogan tersebut merupakan penolakan mereka terhadap Israel. “Hamas menolak alternatif apa pun selain pembebasan penuh dan menyeluruh Palestina, dari sungai hingga laut,” kata konstitusi Hamas pada 2017.

Pada  2021, penulis Palestina-Amerika, Yousef Munayyer berargumen, mereka yang melihat frasa tersebut memiliki ambisi genosida, atau bahkan keinginan yang jelas untuk menghancurkan Israel. Namun menurutnya, slogan 'dari sungai ke laut' ini hanyalah sebuah cara untuk mengekspresikan keinginan warga Palestina hidup di negara yang merdeka.

"(Ini adalah ekspresi keinginan) warga Palestina untuk dapat hidup di tanah air mereka sebagai warga negara yang bebas dan setara, tidak didominasi oleh orang lain atau orang yang mendominasi mereka," ujar Munayyer, dilansir The Guardian, Selasa (31/10/2023).

Piagam pendirian partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam slogan 'dari sungai ke laut' yang kerap digaungkan warga Palestina. Netanyahu kemudian mengklaim, antara laut dan sungai Yordan hanya akan ada kedaulatan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement