Senin 06 Nov 2023 21:22 WIB

Kirim Kapal Selam Hingga Ribuan Tentara, AS Pamer Kekuatan di Timur Tengah

AS memperlihatkan foto kapal selam yang bergerak melalui Terusan Suez

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklir (SSGN) Amerika Serikat pada Jumat (16/6/2023) tiba di Korea Selatan. AS mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Timur Tengah
Foto: AP
Kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklir (SSGN) Amerika Serikat pada Jumat (16/6/2023) tiba di Korea Selatan. AS mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Timur Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah. Pengungkapan yang tidak biasa mengenai lokasi kapal, yang dapat meluncurkan rudal nuklir ini merupakan unjuk kekuatan yang dimaksudkan untuk mencoba menahan ketegangan regional di tengah perang Israel-Hamas.

“Pada tanggal 5 November 2023, sebuah kapal selam kelas Ohio tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) di platform media sosial X.

Baca Juga

Unggahan unit Departemen Pertahanan tersebut tampak memperlihatkan foto kapal selam yang bergerak melalui Terusan Suez.  Sejak pecahnya perang pada tanggal 7 Oktober antara Hamas dan Israel, Amerika Serikat telah memindahkan aset militer dalam jumlah besar ke wilayah tersebut, termasuk dua kapal induk dan sejumlah besar pesawat tempur.

Washington juga mengumumkan pengerahan sekitar 1.000 tentara Amerika, dan keterlibatan pasukan komando operasi khusus dalam jumlah yang tidak ditentukan. Selain itu, Washington telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pertahanan sekutu-sekutunya di Teluk, dengan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang ditujukan untuk Arab Saudi dan sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot yang akan dikirim ke Kuwait, Yordania, Irak, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab. Juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan, peningkatan tersebut bertujuan untuk mencegah eskalasi regional dan melindungi AS dan mitra-mitranya.

“Sejak serangan Hamas, kami juga sudah sangat jelas bahwa kami tidak ingin melihat situasi di Israel meluas menjadi konflik regional yang lebih luas. Dan seperti yang Anda pernah dengar dari Presiden (Joe) Biden, Menteri (Pertahanan Llyod) Austin, dan para pemimpin senior AS lainnya, pesan kami kepada negara atau kelompok mana pun yang berpikir untuk mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini untuk memperluas konflik adalah jangan melakukannya," kata Ryder dalam konferensi pers tanggal 24 Oktober.  

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken melakukan perjalanan untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin regional, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Baghdad.

Pengerahan aset militer AS itu mendapat kecaman keras dari milisi sekutu Iran di Suriah dan Irak. Selama periode ini, kelompok tersebut telah melancarkan puluhan serangan di pangkalan AS. Serangan paling parah yang melukai 21 personel militer AS berlangsung di garnisun al-Tanf di Suriah dan Pangkalan Udara Al Asad di Irak, pada 17 dan 18 Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement