Senin 20 Nov 2023 15:54 WIB

RS Indonesia di Gaza Dikepung Penembak Jitu Israel

Setidaknya 12 orang yang berada di RS tersebut telah terbunuh akibat ditembak IDF

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Israel telah menempatkan penembak jitu di setiap penjuru Rumah Sakit (RS) Indonesia yang berada di Bait Lahiya, Jalur Gaza. Setidaknya 12 orang yang berada di RS tersebut telah terbunuh
Foto:

Sementara itu, di RS Al-Shifa, sekitar 500 pasien telah dievakuasi paksa oleh tentara Israel pada Sabtu (18/11/2023) pekan lalu. Pasukan Israel memberikan batas waktu satu jam kepada semua orang di dalam Kompleks Medis Al-Shifa, bahkan memaksa pasien yang sangat membutuhkan perawatan medis untuk meninggalkan fasilitas tersebut.

“Lebih dari 500 pasien dan terluka, kelelahan karena kelaparan, kehausan, dan kesakitan, dipaksa oleh tentara Israel untuk meninggalkan kompleks medis Al-Shifa, untuk menemui nasib mereka di jalanan, sementara mereka sangat membutuhkan layanan kesehatan dan medis yang luas, terutama karena sebagian besar dari mereka berada dalam kondisi yang serius,” tulis kantor media Gaza dalam laporannya.

Pasukan dan armada tank Israel diketahui telah menyerbu RS tersebut pada Rabu (15/11/2023) pekan lalu. Israel meyakini Hamas memiliki markas komando di bawah bangunan RS Al-Shifa. Namun, hingga kini, Israel belum bisa menyediakan bukti yang valid dan kredibel terkait klaimnya tersebut.

Dibidiknya RS Indonesia oleh Israel bukan tanpa alasan. Pada 5 November 2023 lalu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menuduh Hamas menggunakan beberapa RS di Gaza, termasuk RS Indonesia, untuk menyembunyikan markas operasinya di bawah tanah. MER-C, selaku pihak yang menginisiasi pembangunan RS Indonesia, segera membantah klaim IDF.

“Kita membantah tuduhan itu. Kita membangun RS Indonesia dalam konteks yang benar-benar profesional, sesuai kebutuhan masyarakat Gaza, ketika itu dan saat ini. Apa yang dituduhkan Israel bisa jadi merupakan pra-kondisi Israel untuk melakukan serangan ke RS Indonesia yang ada di Gaza,” ujar Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers di Jakarta, 6 November 2023 lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement