Jumat 24 Nov 2023 11:41 WIB

Dublin Dilanda Kerusuhan Seusai Anak-Anak Menjadi Korban Penikaman

Massa membakar bus tingkat, merusak kaca jendela hotel dan menjarah toko.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Irlandia. Kerusuhan pecah di Dublin, Irlandia setelah tiga anak kecil termasuk di antara lima orang yang terluka dalam serangan pisau di pusat kota.
Foto: fanpop
Bendera Irlandia. Kerusuhan pecah di Dublin, Irlandia setelah tiga anak kecil termasuk di antara lima orang yang terluka dalam serangan pisau di pusat kota.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Kerusuhan pecah di Dublin, Irlandia setelah tiga anak kecil termasuk di antara lima orang yang terluka dalam serangan pisau di pusat kota. Polisi belum mengesampingkan motifnya, termasuk apakah ini terkait dengan teror.

Pihak berwenang menghentikan operasi transportasi  dan pasien disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke rumah sakit bersalin terdekat kecuali benar-benar diperlukan. Polisi anti huru-hara bentrok dengan pengunjuk rasa anti-imigran yang tiba di lokasi serangan di samping jalan utama O'Connell Street.

Baca Juga

Sebuah bus tingkat dibakar di depan patung Daniel O'Connell di ujung jalan dan kaca-kaca jendela di hotel Holiday Inn dan restoran McDonalds di dekatnya pecah. Sebuah toko Footlocker dijarah.

"Itu adalah pemandangan yang memalukan. Kami memiliki faksi hooligan yang benar-benar gila dan didorong oleh ideologi sayap kanan yang terlibat dalam kekerasan serius," kata Komisaris Polisi Drew Harris mengerahkan 400 petugas untuk memulihkan ketertiban umum, Kamis (23/11/2023).

Sebuah mobil polisi juga dibakar. Kerusuhan seperti ini hampir tidak pernah terjadi sebelumnya di Dublin. Tidak ada partai sayap kanan atau politisi yang terpilih menjadi anggota parlemen, namun protes-protes kecil anti imigran telah berkembang pada tahun lalu.

Pemerintah sedang meninjau keamanan di sekitar parlemen setelah protes baru-baru ini membuat para anggota parlemen terjebak di dalamnya. Harris mengatakan semua jalur penyelidikan terkait serangan tersebut tetap terbuka.

Pernyataan ini bertentangan dengan seorang perwira senior yang sebelumnya mengatakan polisi merasa puas insiden tersebut tidak terkait dengan teror.

"Saya tidak akan berspekulasi lebih jauh mengenai motif teroris. Sampai kita yakin apa motifnya, kita harus tetap berpikiran terbuka mengenai mengapa hal ini terjadi," katanya.

Seorang anak perempuan berusia lima tahun menerima perawatan darurat setelah mengalami luka serius dalam penikaman tersebut. Seorang pria berusia akhir 40-an, yang juga dirawat karena luka serius, ditangkap polisi. Kepolisian mengatakan mereka tidak mencari tersangka lainnya.

Polisi mengatakan pria tersebut tampaknya menyerang sejumlah orang di Parnell Square, Dublin. Warga turun tangan pada tahap awal serangan tersebut.

Seorang wanita berusia 30-an tahun juga dirawat karena luka serius, sementara dua anak lainnya, seorang anak laki-laki berusia lima tahun dan seorang anak perempuan berusia enam tahun, menderita luka yang tidak terlalu serius. Anak laki-laki tersebut sudah keluar dari rumah sakit.

"Ada kekacauan total, para wanita meratap, para pria berteriak dan menangis," kata seorang konsultan TI yang tinggal di jalan tersebut, Anthony Boyle, 31 tahun.

Lokasi kejadiaan masih ditutup polisi sebelum sekitar 50 orang pengunjuk rasa anti-imigran menerobos masuk penghalang polisi. Beberapa berteriak "keluarkan mereka" dan menendang kaca spion mobil polisi. Sementara satu orang membungkus dirinya dengan bendera Irlandia.

Sekelompok orang mulai melemparkan barang-barang dan menembakan petasan ke arah polisi anti huru-hara yang mengenakan helm dan tameng huru-hara. Kemudian kerusuhan menjadi tidak terkendali.

Polisi belum memberikan komentar soal kewarganegaraan pria yang ditahan. Jumlah imigran dari 5,3 juta populasi Irlandia naik ke tingkat tertinggi kedua sejak pencatatan dimulai selama 12 bulan sampai April. Sekitar 100 ribu pengungsi Ukraina tiba sejak invasi Rusia digelar.

"Ada sekelompok orang, preman, penjahat, yang menggunakan serangan mengerikan ini untuk menabur perpecahan," kata Menteri Kehakiman Irlandia Helen McEntee.

"Gardai (polisi) akan menggunakan setiap kekuatan untuk memulihkan ketertiban. Ini tidak akan ditoleransi," tambahnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement