REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas membebaskan 24 sandera dengan Palang Merah sebagai perantara. Pembebasan sandera di Gaza pada Jumat (25/11/2023) tersebut terdiri dari 13 warga Israel, 10 warga Thailand, dan satu warga Filipina.
“Mereka yang dibebaskan termasuk 13 warga negara Israel, beberapa di antaranya berkewarganegaraan ganda, serta 10 warga negara Thailand dan satu warga negara Filipina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari dikutip dari Al Arabiya.
Al-Ansari mengatakan, bahwa 39 perempuan dan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Israel juga telah dibebaskan. Pembebasan ini berdasarkan kesepakatan pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina.
Sebanyak 13 sandera Israel yang dibebaskan dari penahanan Hamas di Jalur Gaza telah kembali ke Israel. Mereka telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjelaskan, empat anak-anak dan kerabatnya termasuk di antara lima perempuan lanjut usia lainnya.
“Pemerintah Israel menerima warga sipilnya yang kembali ke rumah mereka. Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera dan orang hilang,” kata kantor perdana menteri.
Sebuah LSM Palestina juga mengatakan pada Jumat, bahwa 39 tahanan telah dibebaskan oleh otoritas Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran di Gaza. Sebanyak 28 tahanan dibebaskan di wilayah pendudukan Tepi Barat, sementara 11 lainnya sedang dalam perjalanan menuju wilayah pendudukan Yerusalem timur.
Palang Merah Internasional mengkonfirmasi bahwa timnya telah mulai melakukan operasi beberapa hari untuk memfasilitasi pembebasan dan pemindahan sandera yang ditahan di Gaza dan tahanan Palestina.
“Rasa sakit mendalam yang dirasakan anggota keluarga karena terpisah dari orang yang mereka cintai tidak dapat digambarkan. Kami lega bahwa beberapa orang akan bersatu kembali setelah penderitaan yang lama,” kata direktur regional Komite Internasional Palang Merah untuk Timur Dekat dan Tengah Fabrizio Carboni.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan, 12 sandera Thailand yang diculik oleh kelompok Palestina selama serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel dibebaskan beberapa jam setelah gencatan senjata Israel-Hamas dimulai. “Telah dikonfirmasi oleh pihak keamanan dan Kementerian Luar Negeri bahwa 12 sandera Thailand telah dibebaskan,” tulisnya di X.
“Petugas kedutaan sedang dalam perjalanan untuk menjemput mereka. Nama dan detailnya akan diumumkan," ujar Srettha.
Beberapa warga Thailand dibebaskan terlebih dulu....