REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV --- Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada Jumat (24/11/2023) bahwa negaranya akan melanjutkan agresi dengan kekuatan militer penuh setelah jeda kemanusiaan di Gaza berakhir.
Hal itu ia sampaikan, setelah pertemuan dengan mitranya dari Italia, Guido Crosetto, di markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv. Gallant mengatakan akan ada jeda singkat dan setelah itu, "kami akan terus bekerja dengan kekuatan militer penuh."
"Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai tujuan kami, menghancurkan Hamas dan mengembalikan para sandera dari Gaza ke Israel. Ada 240 sandera dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami terima atau toleransi," tambah Gallant.
Di daerah perbatasan utara dengan Lebanon, Gallant mengatakan pihaknya tidak tertarik untuk berperang. "Tetapi kami harus menghalangi musuh-musuh kami."
"Kita tidak bisa kembali ke kenyataan pada 6 Oktober. Kami diserang secara brutal oleh Hamas, kemudian kami diserang oleh Hizbullah. Kami tidak akan mentoleransi ancaman yang ditujukan kepada warga negara kami," tambahnya.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan kelompok Palestina Hamas mulai berlaku pada Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza. Dengan demikian Israel harus menghentikan serangan untuk sementara waktu demi pertukaran tawanan dan bantuan.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan Hamas, di mana lebih dari 14.854 warga Palestina telah syahid, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina tersebut.
Sementara itu, jumlah mereka yang mati terbunuh dari pihak Israel mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.