Senin 27 Nov 2023 18:16 WIB

Pasokan Bahan Bakar untuk Rumah Sakit di Gaza Utara Belum Tercukupi

Saat ini di Gaza utara hanya ada tiga rumah sakit yang masih beroperasi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Foto: (ANTARA/HO-MER-C/pri.)
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Bantuan kemanusiaan, diantaranya bahan bakar yang seharusnya telah memasuki wilayah Gaza, selama jeda kemanusiaan, terutama Gaza Utara, ternyata tidak semuanya tersalurkan. Di hari terakhir gencatan senjata, bantuan bahan bakar yang seharusnya sampai di rumah sakit di Gaza Utara ternyata, masih sangat minim dan belum tercukupi.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza Munir Al-Bursh mengatakan bantuan bahan bakar yang belum tercukupi untuk RS di Gaza Utara tersebut. "Bahan bakar belum mencapai rumah sakit di #Gaza utara, dan jumlah korban luka yang diangkut ke Mesir melalui penyeberangan Rafah sangat sedikit, tidak lebih dari 20 orang per hari," katanya dikutip dari X, Senin (27/11/2023).

Baca Juga

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengkonfirmasi meskipun ada jeda kemanusiaan selama empat hari, Gaza utara hanya memiliki tiga rumah sakit yang beroperasi. Ketiga RS yang masih beroperasi itu, melayani sekitar 900.000 orang di sana, dan mereka hampir berhenti memberi layanan, kata seorang pejabat tinggi pada Ahad (26/11/2023).

"Jumlah bantuan medis dan bahan bakar yang tiba di Jalur Gaza, terutama di wilayah utara, sangat terbatas dan tidak mencukupi, mengingat kondisi rumah sakit yang sangat memprihatinkan," kata Munir Al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza kepada Anadolu Agency.

"Obat-obatan dan pasokan medis harus dibawa ke Gaza dalam jumlah besar, sejalan dengan situasi kesehatan yang sangat buruk di jalur tersebut," tambahnya.

Dia menekankan "perlunya memperkuat sistem kesehatan di Gaza dan wilayah utara dan menyediakan layanan kesehatan yang memadai."

"Hanya tiga rumah sakit yang beroperasi di Jalur Gaza utara, yaitu Al-Maamadani, Al-Awda, dan Kamal Adwan," kata Bursh, seraya memperingatkan "penghentian layanan ketiga RS itu." Dia menggambarkan situasi kesehatan di Gaza secara umum sebagai "sangat buruk dan tidak memiliki komponen kesehatan yang memadai."

Kamis lalu, kantor media pemerintah di Gaza mengatakan bahwa 26 rumah sakit dan 55 pusat kesehatan di jalur tersebut tidak beroperasi. Pasukan Israel juga menargetkan 55 ambulans, sementara puluhan ambulans lainnya tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar.

Sebuah jeda kemanusiaan selama empat hari yang dimediasi oleh Qatar mulai berlaku pada hari Jumat yang untuk sementara waktu menghentikan serangan Israel ke Gaza, yang juga dimaksudkan untuk memudahkan pengiriman lebih banyak bantuan ke daerah kantong yang terkepung tersebut.

Meskipun Israel telah mencabut sebagian blokade yang diberlakukan segera setelah 7 Oktober, Israel hanya mengizinkan sedikit bantuan yang sangat dibutuhkan, sebagian kecil dari apa yang telah dikirim sebelum itu.

Israel dan Hamas menukar 41 warga Israel dan warga asing dengan 78 warga Palestina dari penjara-penjara Israel dalam dua tahap pertukaran tahanan yang dilakukan dalam dua hari pertama dari jeda kemanusiaan selama empat hari.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Sejak saat itu, serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut. Jumlah korban tewas dari pihak Israel mencapai 1.200 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement