Jumat 01 Dec 2023 21:07 WIB

Sekjen PBB Sesalkan Gencatan Senjata Harus Berakhir

Guterres berharap gencatan senjata dapat diperpanjang.

Rep: Amri Amrullah / Red: Friska Yolandha
Warga Palestina di hari ketiga gencatan senjata mengunjungi rumah mereka yang hancur akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di desa Khuza
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina di hari ketiga gencatan senjata mengunjungi rumah mereka yang hancur akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di desa Khuza

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya sangat menyesalkan bahwa gencatan senjata harus berakhir, dan pertempuran kembali terjadi di Gaza. Sebelumnya ia sangat berharap bahwa jeda kemanusiaan dapat diperpanjang.

"Kembalinya permusuhan hanya menunjukkan betapa pentingnya gencatan senjata kemanusiaan yang sejati," kata Guterres dalam sebuah tulisan di X, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga

Sementara itu, usai berakhirnya gencatan senjata, ketakutan dan trauma kembali melanda anak-anak di Gaza. Hal ini terjadi, saat pertempuran berlanjut usai jeda kemanusiaan berakhir.

James Elder, juru bicara global UNICEF, mengatakan bahwa anak-anak telah kembali dalam kondisi ketakutan dan trauma. Terutama ketika serangan udara Israel kembali terjadi di daerah kantong tersebut.

"Anda dapat melihat perubahan yang lembut; masa kanak-kanak kecil kembali dalam diri mereka" selama gencatan senjata, kata Elder dari Gaza selatan, dilansir Aljazirah.

"Hal itu telah hilang sekarang. Trauma, ketakutan di mata kecil mereka ketika mereka melihat tatapan orang tua mereka bahwa mereka mungkin kehilangan kemampuan untuk melindungi mereka - dan itu menakutkan."

"Anda melihat orang-orang bergidik, terutama anak-anak. Anda hanya melihat tindakan refleks yang kini telah menjadi perilaku yang dipelajari dari rasa takut yang merembes," tambahnya.

Sedikitnya 15 ribu warga Gaza telah syahid sejak serangan Israel menggempur di Gaza usai 7 Oktober lalu. Sedangkan, 6.000 anak Gaza telah meninggal dan 1,5 juta warga Gaza Utara harus mengungsi ke selatan Gaza.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement