REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pejabat senior Hamas Osama Hamdan dalam salah satu pernyataan mengatakan, tidak akan ada negosiasi atau pertukaran tahanan sampai agresi Israel ke Gaza berhenti total. Hal itu disampaikan Hamdan mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (5/12/2023).
Berbicara kepada para wartawan di Beirut, Hamdan juga mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "bertanggung jawab" atas nyawa para tawanan Israel di Gaza. Ia menambahkan bahwa tujuan sebenarnya dari serangan Israel ini, tidak lain adalah hanya untuk "menghabisi rakyat Palestina".
"Kami menganggap Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para tawanan Israel dan karena menghalangi penyelesaian kesepakatan pertukaran," tambahnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Netanyahu belum mampu mengekstrak citra kemenangan politik atau militernya selama 60 hari. Di sisi lain, pejabat Hamas tersebut mengatakan bahwa "siapa pun yang menghalangi datangnya bantuan ke Gaza adalah kaki tangan kejahatan."
"Kami menyerukan kepada UNRWA dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk memikul tanggung jawab mereka untuk terus memberikan bantuan," katanya.
Hamdan meminta Jaksa Penuntut Mahkamah Pidana Internasional, Karim Khan, tidak menutup mata atas pembantaian yang terjadi terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang dilakukan oleh Netanyahu.
"Kami menganggap (Perdana Menteri Israel) Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel dan karena menghalangi tercapainya kesepakatan pertukaran," tambahnya.
Serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza yang terkepung telah memasuki hari ke-60. Serangan Israel ini, telah menewaskan lebih dari 16.248 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan lebih dari 43.616 orang terluka.