Jumat 08 Dec 2023 15:21 WIB

Godfather dan Para Pengusaha Berpengaruh di Gaza Gugur Akibat Pengeboman Israel

Godfather kewirausahaan Gaza juga telah gugur

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Para pengusaha di Gaza terguncang dengan pembunuhan tanpa henti terhadap rekan-rekan mereka oleh Israel
Foto:

Pada hari yang sama ketika al-Fayoumi terbunuh, para pengusaha Gaza kembali mendapat pukulan berat ketika Dr Yasser al-Alam, yang merupakan 'Godfather kewirausahaan' terbunuh dalam serangan Israel di pusat kota Deir el-Balah. "Dr Yasser adalah seorang pemikir yang tenang dan tertarik pada inisiatif untuk mencari solusi inovatif,” ujar Yousef.

Al-Alam dikenal karena menemukan solusi tak terduga dan menciptakan strategi pemasaran yang inovatif. Yousef mengatakan, para pengusaha Gaza memperkirakan al-Alam akan memberikan dampak besar untuk masa depan Gaza.

“Semua orang yang gugur dalam perang ini, baik yang saya sebutkan atau tidak, meninggalkan dampak yang menyakitkan. Kita harus menjadikan pembunuhan mereka sebagai bahan bakar yang mendorong kita menuju kesuksesan kewirausahaan di Gaza untuk menyelesaikan perjalanan mereka," ujar Yousef.

Ketika serangan brutal Israel terhadap warga Palestina di Gaza mendekati akhir bulan kedua, skala kehancurannya tidak hanya bersifat fisik. Korban jiwa sangat besar.  Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 17.000 orang meninggal dunia dan 6.800 lainnya hilang di bawah reruntuhan rumah mereka, dan diperkirakan meninggal dunia. Sementara  lebih dari 41.000 orang lainnya terluka. Dengan angka-angka tersebut, satu dari setiap 40 warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza terbunuh atau terluka akibat serangan Israel.

Sebagian besar korban adalah warga sipil yang mencakup laki-laki, perempuan dan anak-anak. Termasuk kalangan profesional, puluhan dokter, dosen universitas, pemilik bisnis, dan jurnalis telah terbunuh.

Penargetan kepemimpinan politik dan ekonomi suatu kelompok etnis dikenal sebagai “eliticide”, sebuah kata yang diciptakan pada tahun 1990-an oleh jurnalis Inggris Michael Nicholson untuk menggambarkan pembantaian Bijeljina di Bosnia dan Herzegovina. Menurut Arnesa Buljusmic-Kustura, pakar genosida, peneliti dan dosen, tujuan pembunuhan elitis adalah untuk mencegah komunitas sasaran melakukan regenerasi atau membangun kembali dirinya sendiri.

“Menargetkan kaum intelektual, akademisi, aktivis, pemimpin apa pun selalu menjadi benang merah dalam genosida. Pembunuhan terhadap orang-orang paling terkemuka di komunitas Anda dilakukan untuk mengingatkan Anda bahwa tidak ada orang yang aman, untuk membuat Anda kehilangan harapan, untuk memastikan komunitas tidak melawan atau melakukan reorganisasi," ujar Buljusmic-Kustura. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement