Sabtu 09 Dec 2023 08:09 WIB

Saudi: Negara Arab Sangat Kecewa Gaza tak Jadi Prioritas

Komunitas internasional belum memprioritaskan perlunya segera mengakhiri pertempuran

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan, bahwa komunitas internasional belum memprioritaskan perlunya segera mengakhiri pertempuran di Gaza.
Foto: EPA-EFE/ANDREJ CUKIC
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan, bahwa komunitas internasional belum memprioritaskan perlunya segera mengakhiri pertempuran di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan, bahwa komunitas internasional belum memprioritaskan perlunya segera mengakhiri pertempuran di Gaza. Dia mengaku, Saudi dan negara-negara Arab sangat kecewa dengan fakta tersebut.

“Salah satu faktor yang mengganggu konflik ini adalah bahwa mengakhiri konflik dan pertempuran tampaknya tidak menjadi prioritas, atau setidaknya… ada beberapa komunitas internasional yang tidak merasa pertempuran harus diakhiri sesegera mungkin," kata Pangeran Faisal saat konferensi pers dengan para menteri luar negeri Yordania, Mesir, Qatar, Palestina, dan Turki.

Baca Juga

Pangeran Faisal menunjuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang perlunya gencatan senjata segera yang ditentang oleh AS. Dia juga mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza secara signifikan. “Tidak dapat diterima jika bantuan kemanusiaan dibatasi… padahal kebutuhannya sangat mendesak,” kata diplomat Saudi tersebut.

Menurut Pangeran Faisal, mengamankan negara Palestina atau mengembangkan peta jalan menuju negara tersebut dapat terjadi dalam waktu satu tahun atau bahkan lebih cepat. “Kita semua tahu seperti apa negara Palestina, kita semua tahu apa yang diperlukan untuk mewujudkannya," ujarnya.

Menurut laporan Al Arabiyah, delegasi tersebut akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Jumat (8/12/2023) malam. Pertemuan itu sebagai bagian dari tur global mereka yang merupakan bagian dari upaya untuk menghentikan pertempuran di Gaza.

Para menteri luar negeri itu mencoba mengaktifkan kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel. Mereka juga mendesak aliran bantuan kemanusiaan segera masuk ke wilayah tersebut kantung Palestina tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement