Sabtu 09 Dec 2023 11:59 WIB

Turki Desak Aksi Kolektif Dunia Tuntut Israel Tanggung jawab di Gaza

Masyarakat internasional harus bertindak bersama-sama untuk menuntut Israel

A tank near the Gaza border as seen from Nahal Oz, Israel, 08 December 2023. Israeli forces resumed military strikes on Gaza after a week-long truce expired on 01 December. More than 16,200 Palestinians and at least 1,200 Israelis have been killed, according to the Palestinian Health Ministry and the Israel Defense Forces (IDF), since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
A tank near the Gaza border as seen from Nahal Oz, Israel, 08 December 2023. Israeli forces resumed military strikes on Gaza after a week-long truce expired on 01 December. More than 16,200 Palestinians and at least 1,200 Israelis have been killed, according to the Palestinian Health Ministry and the Israel Defense Forces (IDF), since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali seruannya kepada masyarakat internasional agar bertindak secara kolektif guna menuntut Israel bertanggung jawab atas kejahatan perang yang mereka lakukan.

"Masyarakat internasional harus bertindak bersama-sama untuk menuntut Israel bertanggung jawab atas kejahatan perangnya," kata Erdogan selagi bertemu dengan Presiden Kosovo Vjosa Osmani di Istanbul.

Baca Juga

Menurut Direktorat Komunikasi Turki, Erdogan menegaskan kembali upaya Ankara dalam mencapai gencatan senjata yang langgeng di Gaza dan dalam memastikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang terus diserang dan dibombardir oleh Israel selama lebih dari dua bulan.

Erdogan juga menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk pengakuan internasional terhadap Kosovo dan menyoroti pentingnya dialog guna  mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Dia dan Osmani juga mendiskusikan masalah hubungan bilateral, regional, dan global.

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada 2008 dan memperoleh pengakuan dari banyak negara, termasuk Turki. 

Namun, Serbia tak pernah mengakui Kosovo dan mengklaim wilayahnya masih bagian dari Serbia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement