Rabu 20 Dec 2023 15:23 WIB

Korban Gempa Kini Menjadi Tunawisma di Musim Dingin

Guncangan membuat penduduk keluar rumah di cuaca dingin pada tengah tengah malam.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang warga melihat gudang yang runtuh di desa Yangwa dekat kota Dahejia di barat laut Cina. Para korban gempa di Provinsi Ginsu awal pekan ini banyak yang kehilangan tempat tinggal .
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Seorang warga melihat gudang yang runtuh di desa Yangwa dekat kota Dahejia di barat laut Cina. Para korban gempa di Provinsi Ginsu awal pekan ini banyak yang kehilangan tempat tinggal .

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media Cina melaporkan korban gempa di Provinsi Ginsu awal pekan ini yang  kehilangan tempat tinggal tidak memiliki banyak pilihan selain berkumpul di ladang dan membakar jerami gandum untuk menghangatkan diri. Pada Senin (18/12/2023), waktu setempat, gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Jishishan, dekat perbatasan antara provinsi Gansu dan Qinghai  satu menit sebelum tengah malam.

Guncangan membuat penduduk keluar rumah di cuaca dingin pada tengah tengah malam. Media Cina, Beijing Youth Daily melaporkan satu keluarga yang terdiri dari tujuh orang berlindung di dalam mobil untuk bermalam. Hal ini karena tenda-tenda darurat diprioritaskan untuk para lansia dan anak-anak.

Baca Juga

Dalam jarak 50 kilo meter dari pusat gempa di sisi provinsi Qinghai, gempa bumi tersebut mempengaruhi 22 kota dan desa. Namun dari jumlah tersebut, dua desa mengalami kerusakan terparah.

Daerah Minhe di Haidong sebelumnya mencatat 20 orang hilang dari dua desa, di mana tanah longsor menyapu dan mengubur banyak bangunan dengan lumpur coklat. Operasi pencarian dan penyelamatan serta upaya untuk memukimkan kembali penduduk menjadi rumit karena lumpur memblokir jalan-jalan utama, kata media pemerintah, yang menunjukkan, rekaman buldoser yang mengais-ngais lumpur dan reruntuhan.

"Kami telah menyiapkan mantel dengan katun ekstra, seperti mantel militer, dan kemudian beberapa barang untuk menghangatkan badan seperti alat pemanas," kata Wu Saying, 21 tahun, seorang sukarelawan di Haidong, Selasa (19/12/2023).

Persediaan makanan juga menjadi perhatian. "Saya tidak punya makanan kemarin, dan hari ini saya makan makanan yang tersisa di rumah," kata Bao Yinzi, 53 tahun. "Panci sudah terkubur, mangkuk sudah terkubur. Tak ada yang tersisa."

Gempa juga merusak jalan raya, jaringan listrik dan air, serta fasilitas produksi pertanian, dan memicu  tanah longsor. Pada Rabu (20/12/2023) pihak berwenang mengatakan di Gansu, 113 orang ditemukan tewas, dan 782 orang terluka. 

 

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement