REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pengeboman tanpa henti yang dilakukan Israel terhadap Gaza selama hampir tiga bulan telah menghancurkan 70 persen rumah di daerah kantong Palestina yang terkepung, menurut Kantor Media Pemerintah. Dikutip dari Aljazeera, Ahad (31/12/2023), tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan, namun laporan sebelumnya mengatakan lebih dari 200 situs warisan dan arkeologi hancur dalam pengeboman Israel yang dianggap paling merusak dalam sejarah modern.
Sekitar 300 ribu dari 439 ribu rumah kini telah hancur akibat serangan Israel, menurut laporan Wall Street Journal. Menganalisis citra satelit, laporan tersebut menambahkan bahwa 29 ribu bom juga telah dijatuhkan di wilayah tersebut dan menargetkan daerah pemukiman, gereja-gereja Bizantium, rumah sakit dan pusat perbelanjaan. Sehingga semua infrastruktur sipil telah rusak hingga tidak dapat diperbaiki.
“Kata 'Gaza' akan tercatat dalam sejarah bersama dengan Dresden [Jerman] dan kota-kota terkenal lainnya yang telah dibom,” Robert Pape, ilmuwan politik di Universitas Chicago yang telah menulis tentang sejarah pemboman udara, mengatakan kepada WSJ.
Dalam waktu hampir dua bulan, serangan tersebut telah menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan penghancuran Aleppo di Suriah antara 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, atau, secara proporsional, pengeboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II.
Serangan ini telah membunuh lebih banyak warga sipil daripada yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam kampanye tiga tahunnya melawan kelompok ISIS. Antara 1942 dan 1945, Sekutu telah menyerang 51 kota besar dan kecil di Jerman, menghancurkan sekitar 40-50 persen wilayah perkotaannya, kata Pape kepada kantor berita The Associated Press.
“Gaza adalah salah satu kampanye hukuman warga sipil paling intens dalam sejarah,” kata Pape. “Sekarang mereka berada di kuartil teratas dalam kampanye pengeboman paling dahsyat yang pernah ada.”
Corey Scher dari CUNY Graduate Center dan Jamon Van Den Hoek dari Oregon State University mengatakan kepada AP, “Gaza sekarang memiliki warna yang berbeda dari luar angkasa. Teksturnya pun nampak berbeda," ia mengungkapkan.