Senin 01 Jan 2024 18:13 WIB

Serangan Israel Hancurkan 70 Persen Rumah di Gaza

Analisa foto satelit sebanyak 29 ribu bom dijatuhkan ke area pemukiman di Gaza.

Rep: Lintar Satria / Red: Gita Amanda
Warga Palestina melihat reruntuhan bangunan rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina melihat reruntuhan bangunan rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kantor Media Pemerintah Palestina mengatakan pengeboman Israel yang tak pernah berhenti selama tiga bulan menghancurkan 70 persen rumah-rumah di Gaza. Belum ada detail lebih lanjut tapi laporan sebelumnya mengatakan lebih dari 200 situs bersejarah dan arkeologi hancur dalam serangan paling menghancurkan dalam sejarah modern.

Surat kabar Amerika Serikat (AS) Wall Street Journal melaporkan sekitar 300 ribu dari 29 ribu rumah hancur dalam serangan Israel. Laporan itu menambahkan berdasarkan analisa foto satelit sebanyak 29 ribu bom dijatuhkan ke area pemukiman di Gaza.

Baca Juga

Gereja Bizantium, rumah sakit dan pusat perbelanjaan serta instrastruktur sipil lainnya rusak hingga ketingkat tidak bisa diperbaiki. "Kata 'Gaza' akan tercatat dalam sejarah bersama Dresden (kota di Jerman) dan kota terkenal lainnya yang dibom," kata pakar politik dari University of Chicago Robert Pape yang menulis sejarah bom udara pada Wall Street Journal, seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (1/1/2024).

Dalam dua bulan serangan Israel lebih menghancurkan dibandingkan perang di Aleppo, Suriah antara 2012 sampai 2016, Mariupol di Ukraina atau pengeboman pasukan Sekutu ke Jerman dalam Perang Dunia II. Menewaskan lebih banyak warga sipil dibandingkan operasi militer koalisi yang dipimpin AS melawan ISIS.

Pada kantor berita Associated Press (AP), Pape, mengatakan antara 1942 sampai 1945 pasukan Sekutu menyerang 51 kota-kota Jerman, menghancurkan 40 sampai 50 persen daerah perkotaan. "Gaza salah satu operasi hukuman paling intensif terhadap warga sipil dalam sejarah manusia," kata Pape.

"Kini mereka berada di kuartil pertama sebagai operasi pengeboman paling menghancurkan yang pernah ada," tambahnya.

"Kini dari luar angkasa Gaza memiliki warna yang berbeda, teksturnya pun berbeda," kata pakar pakar Corey Scher dari CUNY Graduate Center dan Jamon Van Den Hoek dari Oregon State University kepada AP. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement