REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pihak berwenang Jepang mengatakan menara pengawas mengizinkan pesawat Boeing A350 maskapai Japan Airlines (JAL) yang bertabrakan dengan pesawat penjaga untuk mendarat. Tapi, menara belum mengizinkan pesawat penjaga pantai untuk lepas landas.
Hal ini diketahui dari transkrip percakapan menara pengawas saat kecelakaan terjadi pada Selasa (2/1/2024) di Bandara Haneda Tokyo. Sebanyak 379 penumpang A350 selamat. Tapi lima dari enam awak pesawat De Havilland Dash-8 meninggal dunia.
Pesawat Dash-8 itu membawa bantuan untuk daerah terdampak gempa yang mengguncang pesisir barat Jepang pada Senin (1/1/2023). Kapten pesawat yang berhasil selamat terluka parah.
Pihak berwenang masih menjalani penyelidikan awal dan masih banyak yang belum diketahui mengenai peristiwa itu, termasuk bagaimana dua pesawat dapat berada di landasan pacu yang sama.
Namun transkrip menara pengawas yang dirilis pihak berwenang, Rabu (3/1/2023) menunjukan pesawat A350 diizinkan mendarat. Tapi pesawat penjaga pantai diminta berhenti di satu titik dekat landasan pacu.
Seorang pejabat dari biro penerbangan Jepang mengatakan berdasar transkrip itu tidak ada indikasi pesawat penjaga pantai diizinkan lepas landas. Penjaga pantai mengatakan kapten pesawat itu mengatakan ia masuk jalur lepas landas saat diberi izin. Meski tidak ada indikasi ia mendapatkan izin.
"Kementerian transportasi menyerahkan bahan materi yang objektif dan akan bekerja sama dengan penyelidikan untuk memastikan kami bekerja sama untuk mengambil semua langkah keselamatan untuk mencegah kejadian ini terulang kembali," kata Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito.
Dewan Keselamatan Transportasi Jepang (JTSB) menyelidiki peristiwa ini dengan Prancis tempat pesawat penjaga pantai diproduksi dan Inggris dimana mesin Rolls-Royce yang digunakan pesawat tersebut dibangun. Pihak berwenang mengatakan JTSB memulihkan rekaman suara dari pesawat penjaga pantai.
Beberapa media Jepang termasuk Kyodo dan surat kabar bisnis Nikkei melaporkan polisi Tokyo sedang menyelidiki apakah kemungkinan kelalaian profesional yang menyebabkan kematian dan cedera.
Seorang juru bicara polisi mengatakan, petugas membentuk unit khusus di bandara untuk menyelidiki dan berencana untuk mewawancarai mereka yang terlibat. Tetapi ia menolak mengatakan apakah mereka memeriksa masalah kelalaian.
"Ada kemungkinan besar ada kesalahan manusia," kata analis penerbangan dan mantan pilot Japan Airlines Hiroyuki Kobayashi.
Sangat jarang terjadi....