REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Jalur Gaza mengungkapkan, sebanyak 1.000 masjid di wilayah tersebut telah hancur sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Diperkirakan terdapat 1.200 masjid di Gaza.
“Rekonstruksi masjid-masjid (yang hancur) ini akan menelan biaya sekitar 500 juta dolar AS,” ungkap Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor, Ahad (21/1/2024) lalu.
Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza menambahkan, sebuah gereja, beberapa gedung administrasi, dan sekolah-sekolah Alquran, dihancurkan dalam serangan Israel. “Kami mengimbau negara-negara Arab dan Islam serta masyarakat yang mempunyai hati nurani untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap warga Palestina di Jalur Gaza,” kata kementerian tersebut.
Agresi Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama hampir empat bulan tidak hanya menyebabkan korban jiwa yang tinggi. Serangan tanpa pandang bulu Israel turut menimbulkan kehancuran infrastruktur yang masif. Gedung atau bangunan bersejarah dan pusat-pusat kebudayaan di Gaza turut terimbas kebrutalan agresi Israel.
Kementerian Kebudayaan Palestina telah merilis Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan edisi ketiga yang memuat pemaparan kerusakan atau kehancuran gedung bersejarah, situs warisan, dan pusat-pusat kebudayaan di Gaza akibat serangan Israel.
“Selama perang, kami kehilangan puluhan institusi, teater, perpustakaan, penerbit, museum, bangunan bersejarah, situs suci, karya seni, dan warisan, terutama pakaian kuno dan tekstil warisan,” demikian bunyi salah satu kalimat dalam laporan tersebut, dikutip kantor berita Palestina, WAFA, 9 Januari 2024 lalu.
Dalam Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan disebutkan rakyat Palestina telah berkontribusi secara signifikan dalam memperkaya kesadaran budaya dengan pencapaian-pencapaian penting yang akan tetap menjadi ciri khas kemajuan umat manusia, di antaranya melalui peradaban Kanaan, Fenisia, Kristen, dan Islam.
“Diamnya organisasi-organisasi internasional yang dipercaya untuk melindungi situs-situs warisan budaya sesuai hukum internasional dalam menghadapi penargetan warisan material dan non-material kami bukan hanya pengkhianatan terhadap pencapaian peradaban Arab Kanaan kita, tapi juga keterlibatan dalam penghancuran bagian penting dari ingatan dunia,” kata laporan tersebut.
Tak hanya bangunan fisik, Kementerian Kebudayaan Palestina mengungkapkan, selama hampir empat bulan terakhir, setidaknya 41 seniman, penulis, dan aktivis budaya di Gaza terbunuh akibat serangan Israel. Banyak dari mereka turut kehilangan anggota keluarga, termasuk perpustakaan dan studio pribadinya. Kementerian Kebudayaan Palestina mengatakan, banyak pula karya seni berharga serta manuskrip sastra terkubur di bawah reruntuhan bangunan.
“Perang yang dilancarkan oleh pendudukan (Israel) terhadap rakyat kami berdampak pada manusia, batu, pohon, tempat, dan waktu dalam upaya putus asa untuk menghapus identitas nasional kami dan menghapus ingatan kolektif rakyat kami, menghancurkan semua bukti hubungan mereka dengan tanah air,” kata Kementerian Kebudayaan Palestina.
Meskipun sulit mengungkap fakta yang komprehensif dan akurat mengenai kerugian yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza, Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan yang disusun oleh tim Kementerian Kebudayaan Palestina bertujuan menjelaskan situasi kekayaan budaya serta warisan benda dan non-benda di Gaza. “Budaya Palestina adalah kode genetik dari identitas nasional kita, esensi dan landasan narasi sejarah, hak asasi manusia, dan advokasi politik kita,” laporan tersebut menyimpulkan.
Masjid dan gereja bersejarah hancur diserang Israel... (baca di halaman selanjutnya)