Senin 22 Jan 2024 16:36 WIB

Lembaga HAM: Kehidupan Akademik di Jalur Gaza Sulit Pulih Usai Genosida

Serangan Israel hancurkan gedung universitas dan renggut nyawa mahasiswa Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
 Asap hitam membumbung ke angkasa di Jalur Gaza akibat serangan Israel, Ahad (21/1/2024). Serangan Israel menghancurkan sekolah dan universitas di Gaza serta menewaskan ribuan pelajar.
Foto:

Salah satu akademisi dan intelektual Palestina yang dibunuh Israel di Gaza adalah Profesor Sufian Tayeh. Menurut Quds News Network, pada 2021, ia masuk salah satu dari dua persen peneliti terbaik di dunia.

Israel juga membunuh profesor sastra Inggris Refaat Alareer, penulis dan penyair serta pendiri projek We are Not Numbers. Euro-Med Monitor yang mengumpulkan informasi dari saksi mata dan keluarga menyebut bahwa "Refaat dan keluarganya dibom bersama seluruh bangunan apartemen tempat mereka berlindung."

"Refaat salah satu inspirasi saya di Gaza, tidak hanya brilian dan memukau, ia orang yang sangat baik dan tulus," kata penulis dan intelektual kelahiran Gaza, Ramzy Baroud.

Sebelum meninggal, Alareer menuliskan beberapa pemikirannya di media sosial X.

"Bila saya mati, saya harus menyampaikan kisah saya, bila saya harus mati, biarkan membawa harapan, biarkan menjadi kisah," tulisnya pada 2011 yang dipublikasikan di media sosial X pada 1 November 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel di Gaza sudah merenggut nyawa 25.105 rakyat Palestina. Pemerintah Palestina dan lembaga internasional memperkirakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement