Jumat 02 Feb 2024 15:38 WIB

Insinyur Indonesia Diselidiki di Korsel karena Diduga Curi Teknologi Jet

Para insinyur Indonesia tersebut kini telah dilarang meninggalkan Korsel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
 Sebuah foto handout yang disediakan oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA) menunjukkan salah satu dari dua prototipe pesawat tempur KF-21
Foto: EPA-EFE/DAPA HANDOUT
Sebuah foto handout yang disediakan oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA) menunjukkan salah satu dari dua prototipe pesawat tempur KF-21

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Beberapa insinyur asal Indonesia dilaporkan tengah diselidiki otoritas Korea Selatan (Korsel) karena diduga mencuri data teknologi jet tempur KF-21. Jet tersebut tengah dikembangkan oleh Negeri Ginseng.

Menurut beberapa sumber di Administrasi Program Akuisisi Pertahanan dan Komando Kontra Intelijen Pertahanan Korsel, para insinyur Indonesia yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI), dicurigai menyimpan data pengembangan KF-21 di USB atau diska lepas.

Baca Juga

Tim penyelidik dari Badan Intelijen Nasional Korsel dan Komando Kontra Intelijen Pertahanan Korsel tengah memeriksa data terkait. Sementara para insinyur Indonesia telah dilarang meninggalkan negara tersebut. “Penyelidikan saat ini sedang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang disimpan mengandung teknologi strategis,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap, Jumat (2/2/2024).

Indonesia dan Korsel diketahui sudah terlibat dalam proyek pengembangan jet tempur KFX/IFX atau dikenal pula dengan nama KF-21 Boramae. Kedua negara berkomitmen melanjutkan dan menuntaskan proyek yang diluncurkan pada 2015 tersebut.

Dalam sebuah acara di KBRI Seoul pada 17 Februari 2023 lalu, Direktur Jenderal Korsel untuk Urusan ASEAN dan Asia Tenggara Eui-hae Cecilia Chung sempat menyinggung tentang proyek pengembangan jet KFX. “Proyek ini memang memiliki beberapa kendala, tapi saya pikir proyek apa pun dalam skala ini pasti akan memiliki beberapa masalah,” ujarnya.

Proyek pengembangan jet KFX bernilai 8,8 triliun won. Dari jumlah tersebut, Indonesia memikul kewajiban pembiayaan sebesar 20 persen. Indonesia sempat menghentikan pembayaran, tapi dilanjutkan kembali akhir 2022 lalu. “Kami senang bahwa kontribusi keuangan dari pihak Indonesia telah dilanjutkan tahun lalu. Kami yakin ini akan terus berlanjut,” ujar Eui-hae ketika menghadiri acara di KBRI Seoul pada Februari tahun lalu.

Menurut dia, baik Korsel maupun Indonesia sama-sama memiliki komitmen terhadap proyek pengembangan jet KFX. “Tidak ada kata mundur dari inisiatif penting ini,” ucapnya. Hal senada diutarakan Konselor Bidang Politik KBRI Seoul Riza Hera Wardhana. “Kedua belah pihak sudah berada dalam satu benang merah untuk melanjutkan proyek ini (pengembangan jet KFX), sehingga kita juga dapat meningkatkan kerja sama kita, terutama di bidang industri pertahanan,” ujar Riza.

Duta Besar Indonesia untuk Korsel Gandi Sulistiyanto mengatakan, pilot dari Indonesia telah berada di Korsel untuk berlatih mengoperasikan jet KFX. “Ini menunjukkan komitmen kedua negara tidak berubah,” kata Gandi.

Purwarupa dari jet KFX diketahui telah berhasil melakukan uji terbang pertamanya pada Juli 2022 lalu. Pesawat tersebut pun berhasil melakukan uji coba terbang di Pangkalan Udara Sacheon pada September 2022. Wakil Menteri Pertahanan RI Muhammad Herindra sempat menyaksikan langsung uji coba tersebut.

Proyek pengembangan jet KFX dipandang mempunyai nilai strategis bagi Indonesia. Sebab lewat proyek tersebut, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung kepada negara lain atau pihak luar ketika hendak membeli jet tempur. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement