Jumat 23 Feb 2024 10:34 WIB

Kasus Kebencian Anti-Muslim di Inggris Naik Tiga Kali Lipat Sejak Perang Gaza

TellMAMA mencatat 2.010 kasus kebencian anti-Muslim di Inggris.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Konflik Israel Palestina Tingkatkan Islamofobia
Foto: Republika
Konflik Israel Palestina Tingkatkan Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Organisasi TellMAMA (Measuring Anti-Muslim Attacks) yang berbasis di Inggris mengungkapkan, insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih tiga kali lipat sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Hingga kini konflik di Jalur Gaza masih berlangsung.

TellMAMA mengungkapkan, mereka mencatat 2.010 kasus kebencian anti-Muslim di Inggris dalam empat bulan terakhir. Itu merupakan angka terbesar yang pernah tercatat dalam kurun empat bulan.

Baca Juga

Menurut TellMAMA, jumlah kasus terbaru naik 335 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022-2023. Sebab pada periode sebelumnya, TellMAMA hanya mencatat 600 kasus kebencian anti-Muslim. “Kami sangat prihatin dengan dampak perang Israel dan Gaza terhadap kejahatan rasial dan kohesi sosial di Inggris,” kata Direktur Tell MAMA, Iman Atta, Kamis (22/2/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Tell MAMA mengungkapkan, dari 2.010 kasus kebencian anti-Muslim yang tercatat dalam empat bulan terakhir, sebanyak 901 kasus terjadi secara luring. Sementara 1.109 kasus terjadi secara daring.

Sebagian besar insiden luring terjadi di ibu kota Inggris, London. Adapun bentuk perbuatan dalam kasus yang tercatat mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti-Muslim.

TellMAMA mengatakan, dari keseluruhan kasus yang tercatat, 65 persen di antaranya menargetkan perempuan atau Muslimah. Iman Atta menekankan, meningkatnya kasus kebencian anti-Muslim di Inggris tak dapat diterima. “Kami berharap para pemimpin politik bersuara untuk menyampaikan pesan yang jelas bahwa kebencian anti-Muslim, seperti anti-Semitisme, tidak dapat diterima di negara kita,” ujarnya.

Hingga saat ini konflik Israel dengan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza masih berlangsung. Lebih dari 29.400 warga Gaza telah terbunuh sejak Israel melancarkan agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement